Liputan6.com, London - Bekas bodyguard Putri Diana, Ken Wharfe, terkejut mendengar adanya rencana untuk memamerkan mobil ringsek yang merenggut nyawa Diana dalam sebuah pameran.
Menurut Wharfe, rencana untuk memamerkan hancurnya Mercedes di museum adalah hal tak bercita rasa sekaligus menjijikkan.
"Seperti tak ada rasa hormat kepada keluarganya yang pasti sangat menderita melihat hancurnya mobil dalam peristiwa yang bersejarah sekaligus mengerikan itu," kata Wharfe seperti dikutip dari News.com.au pada Minggu (13/8/2017).
"Ini rencana yang menjijikan dan tak bercita rasa," lanjutnya.
Baca Juga
Advertisement
Ide untuk memamerkan rongsokan mobil kecelakaan yang merenggut nyawa Putri Diana bersama kekasihnya Dodi Fayed datang dari pemilik kendaraan itu, Jean-Francois Musa.
Musa mengatakan, menghadirkan rongsokan ke sebuah museum justru "sebagai tanda menghormati" Putri Diana.
Diana meninggal dunia pada 1997 bersama kekasihnya Dodi Fayed ketika si supir Henri Paul yang diduga mabuk berat menabrakkan Mercedes itu di sebuah terowongan di Paris.
Musa adalah pemilik Etoile Limousine. Perusahaan yang menyediakan mobil mewah kepada Hotel Ritz Paris dimana Putri Diana meninggalkan tempat itu di malam hari ia meninggal akibat kecelakaan mobil.
Adapun mobil yang ditumpangi Diana pada malam nahas itu berada di kepolisian London semenjak 2005.
"Secara hukum, mobil itu masih milik saya. Tapi saya belum pernah melihatnya selama 20 tahun ini," kata Musa.
"Orang-orang seperti di Amerika Serikat sangat tertarik pada jenis mobil ini. Mercedes adalah bagian dari sejarah yang bisa digunakan untuk mengingat tragedi yang mengerikan," dalihnya.
"Inggris seharusnya mengembalikan mobil itu kembali kepada saya," lanjut Musa lagi.
Pria berusia 58 tahun itu mengatakan bahwa dia tidak ingin mendapatkan keuntungan dari mobil tersebut, namun para pelelang mengatakan mobil itu senilai 16 juta dolar Australia.
Saksikan juga video berikut ini