CIA: Perang Nuklir Korut Tak Akan Terjadi dalam Waktu Dekat

Direktur CIA mengatakan, tak akan terjadi perang nuklir dalam waktu dekat, meski ketegangan akibat uji coba misil Korut terus meningkat.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Agu 2017, 08:42 WIB
Mike Pompeo, Direktur CIA pada era Presiden Donald Trump (Associated Press)

Liputan6.com, Washington DC - Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Mike Pompeo, mengatakan bahwa perang nuklir tak akan terjadi dalam waktu dekat. Pernyataan itu merupakan respons Pompeo atas meningkatnya ketegangan yang terjadi akibat uji coba misil Korea Utara.

"Tak akan ada yang terjadi dalam waktu dekat, tapi jangan salah dalam menanggapi hal tersebut," ujar Pompeo kepada Fox News seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (14/8/2017).

Ia menambahkan, kabar kemungkinan akan ada misil nuklir ke Denver merupakan ancaman serius, meski tak sepenuhnya benar.

Denver adalah salah satu kota di AS di Negara Bagian Colorado. Beberapa waktu lalu, santer perhitungan bahwa misil Korea Utara mampu mencapai kota itu dalam waktu 30 menit. 

"Apa yang saya bicarakan adalah, saya telah mendengar beberapa pihak mengatakan bahwa kita berada dalam puncak perang nuklir. Tak ada badan intelijen yang mengindikasikan bahwa kita ada dalam posisi tersebut saat ini," jelas dia.

Meski demikian, Pompeo tak terkejut jika Korea Utara kembali melakukan uji coba misilnya di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.

"Ia telah melakukannya dua kali pada Juli, jadi tak akan mengejutkan saya jika ada uji coba misil lain," ujar Pompeo.

Ketegangan yang terjadi akibat uji coba misil Korea Utara memburuk ketika negara di Semenanjung Korea itu melakukan dua uji coba misil balistik antarbenua pada Juli 2017.

Dewan Keamanan PBB sepakat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara. Hal tersebut membuat geram rezim Kim Jong-un.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya siap menghadapi Korut. Atas hal itu, Pyongyang justru menuduhnya telah "mengemudikan" Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.

Pada 10 Agustus 2017, Korea Utara mengumumkan rencananya untuk menembakkan misil ke dekat Guam -- wilayah AS yang berada di Samudra Pasifik -- meski tak ada indikasi bahwa serangan itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

Dalam merespons ancaman tersebut, Trump mengatakan bahwa Korea Utara harus siap menghadapi "masalah besar" jika sesuatu terjadi di Guam.

 

Simak video berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya