Liputan6.com, Tangerang Festival Kuliner Serpong (FKS) kembali digelar, ribuan orang tumplek memadati Summarecon Mall Serpong, Tangerang. Mengusung tema besar "Raos Pisan Euy!", tahun ini giliran kuliner khas Sunda yang banyak dijajakan.
Saat berada di lokasi, suara suling bambu dan angklung merdu terdengar, parkir selatan mal tersebut pun disulap menjadi area jajanan epik, lengkap dengan nuansa khas Jawa Barat. Bahkan untuk membawa pengunjungnya ke bumi Pasundan, panggung yang berada di tengah area, dibuatkan Saung Julang Ngapak dan Saung Adat Kampung Ciamis dalam bentuk replika.
Advertisement
Pintu masuk dan tempat berjualan di area tersebut didesain menyerupai gubuk dari bilik bambu dan beratap nipah. "Suasananya pas banget kaya di kampung adat Sunda ya. Saya asli Garut, ya paslah untuk ngobatin pulang kampung," ujar Laras Tika, salah seorang pengunjung, Sabtu (12/8/2017).
Laras mengaku sempat keliling dulu untuk melihat dekorasi area FKS, sebab dia tahu betul, selain menyuguhkan kuliner khas daerah, FKS pasti menyuguhkan dekorasi unik sesuai tema daerah yang diusung. Setelahnya, barulah dia ke kasir yang berada di depan area, untuk menukarkan uang tunai dengan kartu sebagai alat transaksi.
"Saya tukar uang Rp 150 ribu, mudah-mudahan bisa jajan banyak di dalam. Tadi sempat lihat-lihat, banyak jajanan enak yang sudah diincar," katanya sembari tertawa.
Gadis berkerudung manis ini menunjuk beberapa makanan dan cemilan yang menurutnya dibawa langsung dari tempat asalnya. Seperti Batagor Riri, Cireng Cipaganti dan Es Goyobod dari Bandung.
"Terakhir mau makan berat, nyobain Nasi Jamblang Mang Dul dari Cirebon. Ini teman saya mau nyobain Kupat Tahunya, kita coba," tutur Laras.
Lalu bagaimana dengan rasanya? Annisa Nadia yang sudah mencobanya mengaku ada beberapa cita rasa Sunda, yang memang 'nyunda' banget.
"Aya nu raos pisan. Seperti Batagor Riri, bentuk dan ukuran batagornya sama seperti di Bandung. Lalu bumbu kacangnya, hmm.. gurih banget, sama seperti di Bandung," tuturnya.
Lalu Annisa juga mencicipi Es Goyobod dan es Cendol Elizabeth. "Goyobod itu kan mirip es campur Garut lah ya, cuma minuman ini intinya perpaduan gurih santan dan manisnya susu kental manis," katanya.
Dia menyukai campuran yang ada dalam seporsi si manis Goyobod. Ada ketan hitam, Cendil, Goyobodnya yang terbuat dari saripati kacang hijau, kelapa serut, dan es serut.
"Duh! Kacida pisan. Tapi emang lebih mahal ya dibanding di mamang-mamang di daerah aslinya," katanya sembari tertawa. Untuk seporsi Es Goyobod ukuran gelas besar Rp 15 ribu, sementara ukuran mangkuk seharga Rp 20 ribu.
Sementara untuk porsi makan lainnya, berada di range harga Rp 20 ribu hingga Rp 45 ribu per porsi. Tapi, untuk harga murah meriahnya juga ada. Cemilan khas Sunda seperti cireng, cimol, cilok, cilor, gorengan, jangung bakar, mie kocok, sampai dengan seblak basah, dijual dengan harga Rp 5 ribu sampai Rp 25 ribu per porsi.
Head of Public Relations area PT Summarecon Agung, I Made Regi Julian mengatakan, FKS yang memasuki tahun ke tujuh ini bakal digelar sampai 10 September mendatang. Jam berkunjungnya pun dimulai beberapa saat sebelum makan siang, yakni untuk akhir pekan dan hari libur jam 11.00 siang sampai 23.00, dan hari kerja jam 16.00 sampai 22.00.
"Total ada 97 tenant yang 35 persennya kita bawa langsung dari Jawa Barat, seperti Bandung, Cirebon, Garut, dan wilayah Jawa Barat lainnya," kata pria yang akrab disapa Regi itu.
Menurut Regi, tak hanya datang untuk makan atau ber-swafoto, pengunjung juga dihibur dengan berbagai penampilan menarik dari penyanyi ibu kota. Seperti penyanyi senior Dewi Yull, Hedi Yunus, dan penampilan epik Arumba Mang Udjo.
Simak juga video menarik berikut ini: