Liputan6.com, Jakarta - CEO Telegram , Pavel Durov, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat warganet, khususnya di Indonesia. Durov sendiri baru saja menyambangi Tanah Air beberapa waktu lalu.
Ia bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, demi membahas solusi terkait pemblokiran situs web Telegram.
Terlepas dari agenda utama, sosok Durov yang rupawan dan stylish ternyata tak bisa lepas dari lirikan warganet kaum hawa. Ya, jika mengintip akun Instagram-nya, Durov memang dikenal sebagai salah satu CEO tampan.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan para petinggi perusahaan teknologi lain yang biasanya mengunggah posting berbau kerjaan dan bisnis, pria berdarah Rusia ini malah kerap mengunggah foto-foto selfie bak supermodel dan travelling di beberapa negara.
Terbaru, unggahan foto di Instagram @durov, cukup membuat kaum hawa panas dingin. Unggahan tersebut memperlihatkan foto selfie Durov bertelanjang dada dengan perut six pack.
Sepertinya Durov mengunggah foto throwback, sebab ia memasang lokasi di Ubud, Bali. Padahal diketahui, Durov sudah bertolak kembali ke Rusia beberapa hari lalu.
Usut punya usut, alasan Durov memasang foto seksi ini tak lain karena ingin mengikuti salah satu tantangan Instagram yang tengah hits di Negeri Beruang Merah.
Tantangan itu adalah #PutinShirtlessChallenge, yang mana para pria harus berfoto dengan pose telanjang dada ala Presiden Rusia Vladimir Putin. Memang, salah satu foto Putin yang viral di ranah maya adalah fotonya bertelanjang dada yang sedang menunggang kuda.
"Instagram saya juga ikut-ikutan dengan kompetisi foto telanjang dada Mr. Putin. Jika kamu orang Rusia, lekas bergabung dengan tagar #PutinShirtlessChallenge. Aturannya: foto tidak boleh diedit dengan photoshop dan harus apa adanya," tulis Durov pada deskripsi foto tersebut.
Sontak saja, warganet langsung menyerbu foto Durov dengan komentar-komentar lucu. Sebagian berkomentar lokasi di mana Durov mengambil pose, yakni Ubud. Ada juga yang mengatakan pose Durov membuat mereka meleleh.
"OMG Hot. Ah, melted adek bang," tulis pengguna @dyahayusulis.
"Wau abang ganteng lagi di ubud, pengen nyamperin tapi apa daya ntar aku samperin abang ganteng malah mules ngeliat diriku. Heheh," timpal pengguna @kostmawarpalembang.
"Gadis Indonesia tumpah disini hahaha. Semangat girls berburu masa depan 😆😆. Btw emg doi belum nikah?" tandas @hdljunior.
Namun, masih ada pula yang memanfaatkan curhat colongan soal Telegram kepada Durov. "Aku orang Iran. Aku menggunakan Telegram tiga tahun dan aku bekerja dari situ. Pokoknya, terima kasih atas fitur-fitur baru Telegram," kata @mr.sajad.zarei.
Sekilas Tentang Pavel Durov
Sebagai informasi, Durov lahir pada 10 Oktober 1984 di St. Petersburg (dulu Leningrad). Meski begitu, ia menghabiskan masa kecilnya di Turin, Italia. Ayahnya adalah seorang dosen ilmu sejarah bahasa.
Pendidikan Durov dimulai dari sekolah dasar di Turin. Setelah lulus, ia kembali ke St. Petersburg untuk kuliah di Academy Gymnasium. Mengikuti jejak ayahnya, ia mengambil jurusan filologi, ilmu yang mempelajari sumber sejarah tertulis.
Di tengah masa kuliahnya, ia mempelajari bidang pemprograman. Di sini ia menemukan minat baru dan menekuninya sambil mempelajari filologi. Minat Durov ternyata menghasilkan sesuatu, ia merilis aplikasi perpustakaan online. Durov dan aplikasinya menjadi terkenal di kampus.
Tidak butuh waktu lama bagi VKontakte menjadi terkenal di kalangan mahasiswa. Hasilnya, November 2006 VKontakte dibuka untuk umum. Pada Februari 2007, tercatat ada 100 ribu pengguna VKontakte. Keuntungan VKontakte sempat mencapai US$ 3 miliar.
Durov mengakui bahwa ia terinspirasi Facebook. Memang secara sekilas ada kemiripan VKontakte dengan Facebook. Mulai dari warna biru dan putih, tombol Like, dan model penulisan status.
Pada 21 April 2014, era VKontakte harus berakhir karena pemerintah Rusia selalu menekan Durov untuk memberi data lawan politiknya. Di titik inilah Durov merasa privasi adalah hal penting. Durov pun mengundurkan diri dan pergi dari Rusia.
Akhirnya Durov dan kakaknya, Nikolai Durov, mengembangkan aplikasi pengirim pesan yang mengutamakan privasi, yaitu Telegram. Mereka menggunakan enkripsi, yaitu percakapan pengguna hampir tidak mungkin disadap. *
(Jek/Cas)
Advertisement