4 Jenis Karakter Unik Konsumen Belanja Online, Kamu yang Mana?

Google Indonesia bersama GfK merilis riset yang mengungkap empat (4) jenis karakter konsumen saat berbelanja online. Apa saja?

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Agu 2017, 21:00 WIB
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Jakarta - Google Indonesia memaparkan hasil riset terkait perilaku belanja online di Indonesia. Riset yang dilakukan bersama lembaga GfK tersebut bertujuan memberikan wawasan menarik terkait hal-hal penting bagi konsumen online.

Seperti diungkap Head of e-Commerce Google Indonesia Henky Prihatna, ada empat (4) jenis karakter unik yang dimiliki konsumen belanja online di Indonesia.

Adapun di antaranya meliputi Innovator (tipe konsumen dengan pendapatan lebih tinggi dan banyak perangkat), Early Adopters (tipe konsumen dengan pendapatan lebih rendah dan banyak perangkat), Gap Tech (tipe konsumen dengan pendapatan lebih tinggi dengan satu perangkat saja), dan Late Bloomers (tipe konsumen dengan pendapatan lebih rendah dan cuma memiliki satu perangkat).

Innovator, jelas Henky, adalah tipe konsumen yang memilih berbelanja online via aplikasi (mobile). Mereka cenderung melakukan riset dan transaksi lewat aplikasi standalone e-Commerce.

"Mereka ini most advanced buyers. Perangkatnya banyak, pendapatan juga tinggi. Mereka lebih suka beli barang premium," ujarnya.

Konsumen Innovator juga lebih suka membayar transaksi lewat internet banking. Mereka pun mengutamakan kualitas barang dan garansi.

62 persen di antara mereka memerhatikan garansi dari barang yang dibeli, sedangkan 74 persen juga concern dengan harga yang dibanderol.

Sementara Early Adopters adalah jenis konsumen yang lebih memilih berbelanja online via laptop. Konsumen ini juga tergolong ke dalam kategori most advanced buyers, lebih memilih pembayaran via ATM karena butuh struk pembayaran fisik.

Mereka pun lebih tertarik dengan barang berdasarkan visual. Jika tidak melihat lebih detail atau menyentuhnya, mereka pasti tak akan tertarik.

"Uniknya, Early Adopters itu suka dengan diskon. 47 persen dari mereka sudah pasti tergiur dengan barang diskonan," tandas Henky.

Gap Tech dan Late Bloomers

Sementara, Gap Tech adalah jenis konsumen yang lebih suka berbelanja online di situs mobile e-Commerce (via browser smartphone). Mereka tidak menggunakan aplikasi karena terbentur kendala pengetahuan untuk mengaksesnya. Jenis konsumen ini pun lebih sering melakukan riset dan transaksi lewat situs mobile.

Untuk Late Bloomers, tambah Henky, adalah jenis konsumen konservatif yang memilih pembayaran via Cash on Delivery (COD).

"Mereka itu convenience seeker. 58 persen di antaranya suka membeli barang di situs e-Commerce mana saja. Untuk riset browsing produk, mereka suka di situs mobile, sedangkan pembayarannya justru di aplikasi," pungkasnya.

Sekadar informasi, riset juga membeberkan jumlah kegiatan belanja online di kota-kota besar Indonesia. Menariknya, Jakarta bukan menjadi kota dengan persentase belanja online tertinggi.

Padahal, Jakarta sempat didapuk sebagai Ibu Kota e-Commerce di Tanah Air. Sebagai gantinya, posisi tersebut diduduki oleh Surabaya.

Riset tersebut juga mencatat, separuh konsumen belanja online di Indonesia kerap mengunjungi e-Commerce. Ini tak cuma terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di seluruh pelosok Indonesia.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya