Liputan6.com, Jakarta Pelaksanaan imunisasi MR atau measless (campak) dan rubella fase pertama periode Agustus-September 2017 sedang berlangsung di Pulau Jawa. Dari 13.475.438 anak yang sudah mendapatkan imunisasi MR sampai dengan 13 Agustus 2017, ada delapan laporan yang masuk ke Komite Nasional Pengakajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI).
Laporan yang sampai ke Komnas PP KIPI adalah kejadian serius dan berat setelah anak mendapatkan imunisasi MR. Kondisi tersebut membuat anak dirawat di rumah sakit atau membuat keresahan di masyarakat.
Advertisement
Dari Banten ada tiga laporan, lalu Jawa Tengah ada satu laporan, Jakarta dua laporan, dan Jawa Barat ada dua.
"Sampai hari ini ada delapan laporan. Di antaranya anak di Demak yang mengalami kesulitan berjalan, lalu ada yang kejang, dan kehilangan kesadaran," kata Ketua Komnas PP KIPI, Hindra Irawan Satari di kantor Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta pada Selasa (15/8/2017).
Pada kasus di Demak, Jawa Tengah, dokter yang memeriksa Niken belum menemukan bukti hubungan langsung antara suntikan MR dengan kelumpuhan yang terjadi pada anak tersebut. Artinya, tidak ada hubungan antara suntikan vaksin MR dengan kondisi yang dialami oleh Niken.
Selain laporan di atas, ada juga laporan demam, gatal, ruam merah tapi bisa ditangani oleh Komite Daerah PP KIPI di tingkat provinsi.
"Kalau anak dalam keadaan sehat dia vaksin, tidak ada kontraindikasi," kata Hindra lagi.
Bila anak mengalami demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat bekas suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal. Kondisi itu akan menghilang dalam 2-3 hari.
Hindra juga menyarankan bila anak mengalami keluhan berat usai imunisasi MR bisa segera lapor ke puskesmas, dokter, atau sekolah. "Laporan bukan ke medsos, tapi ke dokter, puskesamas, ke sekolah supaya bisa kami rekap data," kata Hindra lagi. *
Saksikan juga video menarik berikut: