Liputan6.com, Bengkulu - Aroma mistis dikabarkan menebar semakin kuat di rumah pengasingan Sukarno atau Bung Karno di Bengkulu, menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia atau HUT RI. Beberapa peristiwa tak biasa terjadi menjelang tengah malam di rumah Presiden pertama RI tersebut saat diasingkan oleh penjajah Belanda Bengkulu, sejak 1938 hingga 1942.
Koordinator Balai Pelestarian Cagar Budaya Bengkulu, Sugrahan mengatakan, rumah yang disewa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dari seorang saudagar Tionghoa yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu itu sering terdengar suara derap kaki pasukan yang menuju ke lapangan upacara. Bahkan, sesekali terdengar suara banyak orang yang mengikuti upacara bendera.
"Semakin sering saja terjadi menjelang peringatan 17 Agustus ini," ucap Sugrahan di Bengkulu, Selasa, 15 Agustus 2017.
Baca Juga
Advertisement
Suara lain yang juga sering terdengar adalah bunyi orang sedang menarik timba menggunakan tali kerekan di sumur yang berada tepat di hadapan beranda bagian belakang rumah pengasingan Bung Karno. Jika suara itu muncul, biasanya diikuti aroma wangi seperti bau bunga melati yang sangat tajam.
Sudah tiga tenaga honorer yang tinggal di kamar belakang untuk menjaga kediaman Bung Karno tersebut yang memilih untuk angkat kaki. Mereka hanya datang pada pagi hingga sore menjelang malam saja. Sebab, mereka tidak tahan dengan bebunyian dan aroma yang membawa suasana mencekam.
"Semuanya menyerah dengan kondisi ini," tutur Sugrahan.
Hadi, warga yang tinggal di kompleks belakang rumah Bung Karno, juga mengaku tidak berani melintas di gang belakang rumah tersebut menuju jalan raya jika malam hari. Tepat di belakang rumah tersebut, dahulu pernah ada satu panggung yang biasa digunakan oleh para pemuda tergabung dalam sanggar seni Monte Carlo yang dipimpin Bung Karno untuk melatih para pemain tonil atau sandiwara.
Panggung yang dinamakan Gelanggang Remaja itu, saat ini tinggal puing dan dipenuhi semak belukar. Bila malam hari sering terdengar teriakan dan bunyi alat musik yang terdengar sayup disertai bebunyian lain yang membuat Hadi dan warga sekitar rumah pengasingan Bung Karno merinding.
"Jika ingin keluar malam, saya lebih memilih jalan lain meskipun jauh, daripada mendengar suara suara aneh itu," kata Hadi.