Liputan6.com, Jakarta Belajar bersama alam erat dengan keseharian anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Anak Jalanan Maplima, Wamena, Papua. Sejak dini, mereka telah terbiasa bersahabat dengan alam. Hal ini terlihat dari alat peraga mengajar para guru.
Persilawanimbuh, salah satu tutor kelas B mengatakan, saat belajar berhitung, alat peraga yang digunakan kerap diambil dari alam, seperti batu dan kayu.
Advertisement
"Batu dan kayu digunakan untuk belajar berhitung. Jadi, kami mengambil batu dan kayu di depan situ (halaman sekolah). Misal, batu ditumpuk tiga buah. Anak-anak harus mencari temannya tiga orang. Makanya, anak-anak akan tahu kalau itu jumlahnya tiga," kata Persilawanimbuh saat diwawancarai Health Liputan6.com di PAUD Anak Jalanan Maplima, ditulis Rabu (16/8/2017).
Cara ini membuat anak-anak tidak bosan belajar. Mereka selalu bergerak. Kegiatan belajar mengajar tak selalu dilakukan di dalam kelas, melainkan di luar kelas.
Misalnya, ketika belajar pengenalan angka 10, anak-anak diminta mengumpulkan 10 batu dan kayu. Bocah-bocah itu pun menjadi senang dan bersemangat, lanjut Persilawanimbuh.
Jumlah anak yang belajar di PAUD Maplima sebanyak 32 orang. Mereka terbagi atas kelas A (berusia 3-4 tahun) dan kelas B (berusia 5-6 tahun). Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap Senin-Kamis. Jam sekolah berlangsung selama 2 jam (sudah mencakup waktu istirahat 15 menit).
Saksikan juga video berikut ini: