Jokowi Cicipi Makanan Para Jawara LMIN 2017

Sumringah, Jokowi Cicipi Makanan Para Jawara LMIN 2017

oleh Cahyu pada 16 Agu 2017, 11:32 WIB
Sumringah, Jokowi Cicipi Makanan Para Jawara LMIN 2017

Liputan6.com, Jakarta Suasana halaman tengah Istana Negara, Jakarta, terlihat sangat berbeda pada Selasa (15/8/2017). Taman di atas rumput yang indah itu disulap menjadi tempat 10 finalis Lomba Masak Ikan Nusantara (LMIN) 2017 unjuk gigi. Istimewanya, makanan yang dimasak oleh para koki jawara itu langsung dicicipi orang nomer satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi.

”Ini enak, enak banget,” ujar Jokowi sambil terus mencicipi makanan hasil masakan dari Juara 1 LMIN 2017, Abdul Kadir dari Pontianak, yang menyajikan menu Botok Ikan Masak Putih.

Jokowi datang menggunakan setelan jas hitam dan dasi merah. Beliau didampingi Ibu Negara, Iriana Jokowi, yang sangat cantik dengan kebaya oranye. Ke-10 finalis yang di dalamnya termasuk tiga besar LNIM 2017 pun terlihat sangat sumringah. Betapa tidak, selain dicicipi Jokowi, hidangan para koki ciamik itu juga dinikmati oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Bahkan, ada beberapa koki yang terlihat nyaris menangis, matanya berkaca-kaca seperti tidak percaya bahwa makanannya dicicipi oleh para Menteri dan orang nomer satu di tanah air. Semua meja dicicipi dan diberikan komentar oleh Presiden.

Perhelatan yang juga didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang dinahkodai Menteri Arief Yahya tersebut bertajuk Lomba Masak Ikan Nusantara 2017 Menuju Istana. Acara ini diselenggarakan oleh Sekretariat Negara (Kemensetneg), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kantor Staf Presiden (KSP), serta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan bekerja sama dengan Femina Group (primarasa.co.id) dan masaktv. Acara ini merupakan perhelatan yang baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia.

Event ini untuk menjaring partisipasi masyarakat dalam Kampanye Makan Ikan dan juga menjadi kuliner sebagai pintu masuk Pariwisata Indonesia.

"Laut kita sangat luas dan berpotensi dalam sumber daya laut, begitu juga dengan ikannya. Ikan itu mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Nanti tanya ke Menkes. Nilai gizi yang sangat tinggi ini perlu untuk keluarga, perlu untuk anak-anak," kata Jokowi.

”Potensi ikan kita ini melimpah banyak. Sehingga perlu lagi dilompatkan agar konsumsi ikan itu naik secara signifikan,” kata Jokowi.

Ia mendukung kegiatan tersebut karena Indonesia harus memenangkan persaingan di tingkat global dan menjadi bangsa yang unggul. Karena itu, usaha yang harus dilakukan adalah meningkatkan nutrisi untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat, dan kuat untuk berkompetisi dan unggul.

Sebagai negara maritim, ikan mestinya menjadi sumber utama protein hewani dan nelayan menjadi aktor utama produksi ikan nasional.

”Selain murah, juga membuat kita sehat,” ujar Jokowi.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, menambahkan bahwa selain bisa menyehatkan bangsa, memperkuat kuliner sebagai unggulan juga bisa menjadi ujung tombak pariwisata Indonesia.

”Kuliner kita semakin terkenal dan enak, maka wisatawan juga akan mengingat terus masakan Indonesia,” ucap dia usai acara.

Susi melanjutkan, LMIN 2017 adalah bagian dari dukungan terhadap Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Audisi LMIN diselenggarakan di kota yang mewakili pulau besar Indonesia, yaitu Batam (Sumatra), Gorontalo (Sulawesi), Biak (Papua), Jakarta (Jawa), dan Pontianak (Kalimantan) sepanjang Juli 2017, yang diramaikan dengan acara demo masak dan tips memasak.

Dari proses audisi, dewan juri memilih 10 Finalis yang datang ke Jakarta untuk Final Lomba Masak Ikan Nusantara pada gelaran Taste of Indonesia di Jakarta Selatan, pada (11/8/2017). Kesepuluh Finalis adalah Abdul Kadir asal Pontianak (Botok Ikan Masak Putih), Anita Attu asal Gorontalo (Iloni Burger), Endang SN asal Batam (Es Datin), Matelda F. Maryen asal Biak Numfor (Kerang Tumis Labu Kuning), Narti Buo asal Gorontalo (Ikan Santan Goroho), Non Lahibu asal Gorontalo (Woku Ikan Gabus Bambu Kuning), Ruben Jeremia asal Jakarta (Gabus Pucung Sambal Pete), Sri Ekowati asal Batam (Lontong Singkong Tongkol), Sri Sudaryani asal Batam (Lawar Cumi), dan Syamsudin asal Pontianak (Ikan Saos Kribang Daun Kesum Tabor Serundeng).

Tiga orang yang menjadi juara adalah Abdul Kadir dari Pontianak dengan menu Botok Ikan Masak Putih sebagai juara I, Ruben Jeremia dari Jakarta dengan menu Gabus Pucung Sambal Pete di juara II, dan Narti Buo dari Gorontalo dengan menu Ikan Santan Goroho sebagai juara III.

Selain ikut kompetisi, para peserta juga diberikan pembekalan berupa Workshop Dapur Istana pada Selasa (15/8/2017). Workshop dibawakan oleh Dharmastuti Nugroho selaku Kepala Biro Pengelolaan Istana Sekretariat Presiden dan dr Hanrizal Satria Sp. OT (K)-Spine selaku Dandenkes Paspampres. Dua topik yang dibawakan dalam workshop adalah “Prosedur Pengecekan Keamanan Makanan Presiden” dan “Tata Cara Penyiapan Jamuan di Istana”. Femina juga memberikan workshop mengenai tata cara memasak di dapur profesional dan higienis masakan.

Dengan workshop tersebut, diharapkan para finalis dapat membawa bekal ilmu ke tempat asalnya dan mendorong kuliner di daerah masing-masing. Adapun dewan juri yang bertugas memilih pemenang pada penjurian Final adalah Vindex Tengker, Chef Garuda Indonesia (VP Inflight Service), sebagai Ketua Juri Final Lomba Masak Ikan Nusantara, didampingi Dharmastuti Nugroho (Kepala Biro Pengelolaan Istana Sekretariat Presiden), Johan Susmono (Ketua Pokja 3, Tim Penggerak PKK Pusat), Roy N. Mandey (Ketua Umum DPP APRINDO), dan Vita Datau (Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI). Beperan sebagai Koordinator Penjurian adalah Chef Naldi Budhyarto (Editor Primarasa & Kepala Dapur Uji Femina).

”Dengan lomba masak ini maka tingkat partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam kampanye potensi kuliner ikan terlihat cukup tinggi. Kesadaran akan kekayaan kuliner berbasis ikan juga menjadi sangat positif. Dampaknya adalah munculnya produk-produk kuliner dan oleh-oleh berbahan dasar utama ikan sebagai unggulan daerah untuk kemudian diangkat menjadi ikon kuliner dan oleh-oleh lokal. Juga kita mendapatkan resep-resep baru kuliner ikan yang kreatif menggunakan bahan dan bumbu lokal. Ini juga akan menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan nusantara,” ucap Vita Datau, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI.



(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya