Liputan6.com, Jakarta - Jalur MH Thamrin sampai Jenderal Sudirman di Jakarta telah menggunakan sistem ganjil-genap. Pemerintah Provinsi DKI pun siap menerapkan sistem tersebut di sepanjang jalan di Kuningan, Jakarta Selatan.
Namun, ternyata sistem ganjil-genap juga diwacanakan bakal diterapkan di jalur bebas hambatan atau Tol Jakarta-Cikampek. Alasannya, volume kendaraan saat ini melebihi batas, ditambah sepanjang jalur Tol Jakarta-Cikampek mengalami sejumlah pengerjaan infrastruktur.
Baca Juga
Advertisement
“Kereta itu disediakan, tapi ada batasan kapasitas volumenya. Jalan tol pun begitu. Jalan itu sama ada kapasitasnya setiap jalurnya ada berapa ratus kendaraan. Kalau masuk bareng-bareng jadi macet. Makanya harus diatur,” ungkap Kepala Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (16/8/2017).
Kendati begitu, Herry menyatakan, meski aturan ganjil genap dapat mengurai kemacetan, ada beberapa hal atau solusi untuk mengurai kemacetan.
Kata Herry, salah satu yang harus diperhatikan adalah membenahi terlebih dahulu transportasi publik. Tak terkecuali jalur kereta.
Hanya saja, kata dia, transportasi sejenis kereta dianggap kurang memadai karena kapasitas terbatas dan cenderung terasa sempit karena jumlah penumpang yang menumpuk.
Selain itu, untuk mengurai kemacetan ada baiknya membatasi kendaraan berat, seperti truk melaju pada jam-jam sibuk pada pukul 06.00-09.00 WIB, serta jam pulang kantor mulai dari jam 17.00 WIB hingga selesai.
“Karena truk itu bawa beban banyak jadi lambat. Apalagi kalau keluarnya jam sibuk. Padahal, bisa saja berangkatnya diatur agar tidak harus bersamaan,” tuturnya.
Tak hanya itu, untuk menyiasati jalanan macet, ada baiknya masyarakat lebih melek terhadap informasi dan perkembangan teknologi. Tidak terkecuali internet.
Sebab, kata Herry, saat ini banyak aplikasi internet yang mampu mendeteksi jalur macet. Salah satunya perangkat Waze.
Simak Video Menarik Berikut Ini: