Mendes Rayakan HUT RI di Perbatasan, Ini Alasannya

Eko mengaku ingin menunjukkan hadirnya negara di tengah masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal dan perbatasan.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 17 Agu 2017, 18:30 WIB
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo memenuhi panggilan penyidik KPK, Jakarta, Jumat (14/7). Eko Putro diperiksa sebagai saksi‎ kasus suap terhadap pejabat BPK RI terkait dengan Pemberian Opini WTP di Kemendes PDTT tahun 2016. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo merayakan peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia di daerah perbatasan. Eko akan melaksanakan upacara di Perbatasan Indonesia – Malaysia, yakni di Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

"17 Agustus komitmen saya merayakannya bukan di Jakarta, tapi di daerah. Tahun lalu di (Kabupaten) Belu perbatasan Timor Leste, tahun ini di Sebatik (Kabupaten Nunukan). Kemarin lebaran haji saya di Pandeglang, di daerah tertinggal. Hari Pancasila saya di Ende," ujar Menteri Eko dalam keterangannya, Kamis (17/8/2017).

Eko mengaku ingin menunjukkan hadirnya negara di tengah masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal dan perbatasan. Menurutnya, upaya membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat desa adalah hal paling penting, selain memberikan program dan biaya.

"Tanpa partisipasi masyarakat nggak mungkin efektif. Kita ingin membangunkan semangat mereka, bahwa negara ada untuk mereka yang ingin maju. Selama ada komitmen dari masyarakat desa kita dukung," tegasnya.

Upacara perayaan Kemerdekaan RI di Desa Sei Pancang, Sebatik, akan diikuti oleh seluruh instansi pemerintah baik sipil maupun militer serta masyarakat desa setempat. Upaya untuk mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) juga dilakukan dengan keikutsertaan 1.478 anggota Paskibra. Keterlibatan anggota Paskibra terbanyak tersebut diprakarsai oleh komunitas pemuda sebatik yakni Gebyar Aku Cinta Indonesia (GACI).

Peserta Paskibra terdiri dari beberapa instansi pemerintah baik sipil maupun militer, organisasi pemuda dan organisasi sekolah. Mereka terdiri dari Kodim 0911/Nunukan, Lanal Nunukan, Polres Nunukan, satgas Pamtas, Satgas Ambalat, Pegawai Kecamatan, pegawai kantor desa, Pertahanan Sipil (Hansip), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Gerakan Pemuda(GP) Ansor, Forum Komunikasi Putra Putri Indonesia (FKPPI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum Bela Negara (FBN), Gerakan Pemuda Peduli Pemekaran (Gempur).

Selain itu juga turut berpartisipasi dari Karang Taruna, Pemuda Panca Marga, Pramuka, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Persatuan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Wira Khartika, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Palang Merah Indonesia (PMI), Palang Merah Remaja (PMR), Himpunan Pemuda Sebatik (HPS).

Kemudian Himpunan Nelayan Sebatik (HNS), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Sebatik (APKSS), Kelompok Tani Nelayan Indonesia (KTNI), Persatuan Pemuda Sungai Limau (Pepsil), Pecinta Alam Sebatik (PAS), Gowes Sebatik, Komunitas Trabas Sebatik (KTS), Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Paguyuban Kerukunan Keluarga Jawa (Pakuwaja), Relawan Merah Putih (RMP), Remaja Gereja, dan Alumni Paskibra Kabupaten Nunukan Tahun 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya