Liputan6.com, Jakarta - Mendapat kepercayaan mengemban tugas menjadi seorang pengerek Bendera Pusaka adalah kado terindah bagi Agus Putra Pratama Yudha. Paskibraka 2017 dari Nusa Tenggara Barat ini akan berulang tahun ke-17 pada Jumat, 18 Agustus 2017.
"Kemarin adalah kado terindah untuk hari ini," kata Putra kepada Diary Paskibraka Liputan6.com, Kamis (17/8/2017).
Advertisement
Putra mengaku tak terbesit sedikit pun di kepalanya ingin jadi seorang pengerek bendera. Bahkan waktu latihan gabungan di Cibubur saja buah hati Muftar dan Layla ini sempat melakukan kesalahan kecil tapi fatal. Fatal karena dapat mengurangi penilaian dari awal sampai akhir.
"Tali yang ada cantelannya itu jatuh," kata Putra.
Saat itu dia pesimistis bisa berada di tim pengibar. Setelah kejadian itu, dia pun menangis sejadi-jadinya, merasa gagal menjadi seorang calon Paskibraka Nasional 2017.
Beruntung, dua teman dekatnya di asrama, Evan (DKI Jakarta) dan Naufal (Jawa Barat) memberi dukungan dan meyakinkan dia bahwa semua baik-baik saja.
"Itulah karena dari awal enggak ada bakat di situ. Biasanya selalu Danpok. Tapi alhamdulillah terpilih jadi pengerek," kata Putra menambahkan.
Selama masa-masa latihan, siswa SMA Negeri 1 Woha ini selalu berada di satu tim yang sama dengan Rahmat Hersa (Kalimantan Barat) dan Rianto Fajriansyah (Bengkulu). Usaha pelatih tak sia-sia, mereka bertiga dinilai kompak dan layak mengemban tugas sebagai tim pengibar.
"Dari semalam kami masih terus berkomunikasi. Untuk saling mengingatkan akan tanggung jawab masing-masing," kata Putra.
"Saya ingatkan Rahmat untuk fokus sama pegangan bendera paling bawah. Sedangkan Fajri agar lebih bertenaga saat membentang biar terdengar bunyi," kata Putra menambahkan.
Ke depan, ia sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak pelit membagikan semua ilmu yang telah didapat selama Diklat Paskibraka 2017.
"Ilmu itu harus dibagikan ke adik-adik. Saya juga tidak mau jadi kakak pelatih yang ditakuti. Yang penting ilmu itu bermanfaat atau tidak," ujar Putra.
Simak video menarik berikut ini: