Yuni, Pengobar Kebaikan di Kaki Gunung Lawu

Bagi guru honorer PAUD di desa di lereng Gunung Lawu, mengajar adalah memberikan kasih sayang serta menyebarkan cinta kasih kepada sesama.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 18 Agu 2017, 17:01 WIB
Wahyuni membersihkan kuku muridnya yang masih kecil. (foto: Liputan6.com/CJA/Diyah Amartiwi)

Liputan6.com, Semarang Kabut musim kemarau masih menutupi Desa Wonosari, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Namun, ibu-ibu di desa yang terletak di lereng Gunung Lawu itu sudah siap mendandani anaknya untuk bersekolah. Anak-anak itu usianya masih sangat dini, masih berkisar antara 3-4 tahun.

Wahyuni, 27 tahun, juga ikut sibuk. Ia tak sibuk menyiapkan anaknya pergi ke sekolah. Namun, ia sibuk mempersiapkan diri untuk mengajar. Wow. Berapa gajinya?

"Saya kan honorer, ya enggak seberapa sih. Tapi saya menikmati pekerjaan ini. Semua pekerjaan kalau dilakukan dengan ikhlas akan memberi nilai baik bagi semua," ucap Wahyuni kepada Diyah Amartiwi, peserta Citizen Journalist Academy 2017.

Menurut Bu Yuni, sapaan akrabnya, mengajar anak setingkat PAUD sangat tidak mudah. Apalagi untuk perjalanan di kaki Gunung Lawu yang medannya sulit. Mereka sering terhambat kesulitan akses jalan.

"Bagi kami mengajar adalah memberikan kasih sayang serta menyebarkan cinta kasih kepada sesama. Kalau sekadar cari duit, tentu kami sudah kabur, apalagi tanpa ada gaji. Namun pekerjaan ini membuat kita sabar, ikhlas," kata Bu Yuni, Jumat (18/8/2017).

Menyambut HUT ke-72 RI, pengajar honorer PAUD di lereng Gunung Lawu itu tak patah arang mengobarkan kebaikan. Ia melatih pawai dan baris-berbaris. Tidak gampang. Sangat tidak gampang, apalagi karena yang dilatih anak-anak.

"Tak boleh lalai memperhatikan satu demi satu anak-anak," kata Yuni. (Diyah Amartiwi-CJA)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya