BPOM : Kabar Garam Campur Kaca Itu Bohong

BBPOM menegaskan bahwa informasi mengenai garam campur serpihan kaca yang beredar di media sosial akhir-akhir ini adalah kabar bohong.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2017, 16:19 WIB
Pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya telah mengambil dan menguji sampel garam yang diduga mengandung serbuk kaca di laboratorium. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

 

Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menegaskan bahwa informasi mengenai garam campur serpihan kaca yang beredar di media sosial akhir-akhir ini adalah kabar bohong.

Kepala BBPOM Surabaya Dra Apt Hardaningsih di Surabaya, Jumat, mengatakan lembaganya sudah mengambil contoh produk garam yang dikabarkan bercampur serpihan kaca dan melakukan pengujian laboratorium.

BBPOM Surabaya sudah memeriksa sampel produk garam merek Ibu Bijak, Anak Pintar, Sarcil, Jap Gajah, Cap S dan Karapan Sapi buatan produsen asal Surabaya, Pamekasan, Gresik dan Pati yang beredar di Jawa Timur.

Hasilnya, tidak ada satu pun produk garam konsumsi dalam kemasan 250 gram itu yang mengandung serpihan kaca.

"Kami pastikan tidak ada garam yang tercampur serpihan kaca. Berita yang ada di media sosial tidak benar atau hoax. Karena Jumat minggu lalu kami sudah lakukan sidak dengan pengambilan sampel dan lakukan pengujian laboratorium dan semua hasilnya tidak ada yang mengandung kaca," kata dia.

Hasil uji laboratorium, ia menjelaskan, menunjukkan bahwa produk-produk garam yang diperiksa aman dikonsumsi berdasarkan tiga parameter pengujian.

"Setelah kami lakukan uji laboratorium hasilnya sudah memenuhi syarat semua seperti kadar air, NaCl dan kadar Iodiumnya aman untuk di konsumsi," tuturnya.

"Saya imbau agar tidak menyebarkan informasi hoax karena dari informasi itu dapat meresahkan masyarakat dan juga dapat memberikan dampak produsen dan konsumen," ujarnya.

Sebelumnya beredar kabar mengenai warga Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Lamongan, yang merasa janggal ketika sedang memasak dengan menggunakan garam berbentuk seperti bubuk kristal kaca yang tidak bisa hancur dan sulit dihaluskan saat ditumbuk, dan memunculkan dugaan garam itu dicampur serpihan kaca. (Indra Setiawan dan Willy Irawan) *

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya