Liputan6.com, Jakarta - Pasar kendaraan keluarga multiguna atau multi purpose vehicle (MPV), tetap menjadi segmen yang menggiurkan di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini segmen ini menyumbang penjualan hingga 44 persen dari keseluruhan pasar di Tanah Air tahun ini.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar MPV masih berpeluang tumbuh lebih besar, seiring dengan meningkatnya pasar otomotif dalam negeri.
Bahkan, dengan daya beli masyarakat kelas menengah ke atas yang tinggi, otomatis pasar MPV bakal terkerek naik.
"Saya yakin, market Indonesia akan naik terus dengan daya beli income per kapita naik terus. Bisa dibayangkan jika Indonesia seperti Thailand, dengan peningkatan income per kapita dari 3.500 menjadi 5.000 akan naik terus," jelas Nangoi saat berbincang dengan Liputan6.com, di GIIAS 2017, Sabtu (19/8/2017).
Jika di Thailand dengan income per kapita 3.500 menjadi 5.000, dan dengan jumlah penduduk 70 juta, market otomotif di Negeri Gajah Putih sekitar 750 ribu. "Kalau di Indonesia dengan kondisi yang sama, bisa tiga kali lipat, dari 1,1 juta unit bisa tumbuh 2 juta unit," tambahnya.
Dengan peluang semakin bertumbuhnya pasar otomotif di Tanah Air, besar kemungkinan investasi di Indonesia akan semakin bertumbuh. Untuk diketahui, saat ini kapasitas terpasang di Indonesia sekitar 2,2 juta unit, sementara pasar domestik sekitar 1,1 juta unit, dan ekspor 200 ribu unit.
"Dengan kapasitas 1,3 juta unit, harusnya berkembang seberapa pun masih cukup. Nantinya, mungkin akan terjadi merek-merek baru masuk untuk berinvestasi di Indonesia, seperti Wuling tahun ini, dan tahun depan mungkin akan ada merek baru lagi.
Dengan catatan, iklim investasi di Indonesia masih bagus, dengan bisnis yang semakin berkembang.
Next
Perputaran Uang
Dengan besarnya industri otomotif di Tanah Air, dijelaskan oleh Nangoi, jika perputaran uang di bisnis ini cukup besar. Meskipun, detail untuk perputaran uang di bisnis otomotif tidak diketahui secara pasti.
"Saya tidak tahu detail, pastinya pajak yang dibayarkan ke pemerintah dari industri otomotif sekitar Rp 1 triliun lebih. Untuk tahun depan, apakah jumlah ini akan naik masih tergantung kondisi ekonomi Tanah Air yang pasti berpengaruh ke industri otomotif," tegas Nangoi.
Sementara itu, untuk penyerapan tenaga kerja, dari industri otomotif utama seperti pabrikan, supplier tier pertama, APM, dan juga diler otomotif mencapai 1,1 juta tenaga kerja.
"Itu baru yang utama, belum termasuk industri pendukung lain-lain, seperti financing, dan industri informal seperti bengkel, toko spare part, asuransi kendaraan, dan lain-lain yang jumlahnya justru lebih besar (dari 1,1 juta tenaga kerja)," pungkasnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement