Liputan6.com, Baghdad - Angkatan Darat Irak meluncurkan sebuah operasi untuk merebut kembali Tal Afar, kota besar terakhir yang dikuasai oleh kelompok teroris ISIS. Dalam pidatonya di televisi yang mengumumkan serangan tersebut, Perdana Menteri Haider al-Abadi mengatakan, anggota ISIS memiliki pilihan "menyerah atau mati".
Seperti dilansir BBC pada Minggu (20/8/2017) Tal Afar menjadi target setelah pasukan Irak lebih dulu berhasil merebut kota Mosul pada Juli 2017. Tal Afar yang mayoritas dihuni populasi muslim Syiah jatuh ke tangan ISIS pada tahun 2014.
Kota itu berada di jalur utama antara Mosul dan perbatasan Suriah, dulunya merupakan jalur pasokan utama bagi kelompok ISIS. Sebagai persiapan dalam melancarkan serangan darat, sejumlah pesawat tempur Irak telah membombardir beberapa titik di Tal Afar.
Pada November tahun 2016, satu bulan setelah serangan terhadap Mosul dilancarkan, pasukan paramiliter Hashd al-Shaabi berhasil merebut sebuah pangkalan udara di selatan Tal Afar. Sementara itu, bulan lalu, seorang komandan senior Irak yang pernah menjabat sebagai wali kota Tal Afar mengatakan bahwa terdapat sekitar 1.500 hingga 2.000 anggota kelompok ISIS serta keluarga mereka yang tinggal di kota itu.
Baca Juga
Advertisement
Mayor Jenderal Najm al-Jabouri mengatakan, anggota kelompok ISIS "kelelahan dan kehilangan semangat". Ia tidak berharap pertempuran di Tal Afar akan berlangsung sengit seperti yang terjadi di Mosul.
Perang di Mosul berlangsung nyaris selama sembilan bulan dan menyebabkan banyaknya korban tewas di pihak pasukan Irak. Selain itu, Mayjen al-Jabouri menjelaskan bahwa Tal Afar tidak memiliki banyak jalan sempit jika dibandingkan dengan Mosul.
Jumlah warga sipil yang diyakini berada di Tal Afar juga sedikit, mengingat sekitar 49.000 jiwa telah mengungsi sejak April lalu. Selain Tal Afar, ISIS masih menguasai wilayah sekitar Hawija.
Saksikan video berikut: