Kapolri: Polwan Jangan Jadi Warga Kelas Dua

Kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap polwan tidak menjadi warga kelas dua di kepolisian

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Agu 2017, 13:48 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi terkait kasus penyerangan Novel Baswedan di Istana, Jakarta, Senin (31/7). (Laily Rachev/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyayangkan polisi wanita (polwan) di institusinya belum menempati jabatan strategis. Ia berharap polwan tidak menjadi warga kelas dua di kepolisian.

Berbeda dengan negara lain, kata dia, polwan dipercaya mengisi jabatan dan memimpin banyak pasukan. Tito mengatakan, Indonesia mayoritas polwan berfungsi sebagai pemanis.

"Padahal mereka dididik untuk tadi, nangkap maling. Di jabatan-jabatan operasional, dilatih didik apalagi di Akpol. Sayang sekali mereka hanya untuk mengantar minum dan makanan," ucap Tito, saat menghadiri acara olahraga bersama menyambut hari jadi polisi wanita (Polwan) ke-69 di Mapolda Metro Jaya, Minggu (20/8/2017).

Karena itu, mantan Kapolda Metro Jaya itu berharap, ke depan polwan bisa ditempatkan di jabatan strategis. Contohnya dengan menempatkan polwan menjadi kapolda pada wilayah kepolisian bertipe A.

"Nanti kita akan mencari Polwan yang bagus yang tepat untuk menjadi Kapolda. Tapi bukan hanya Kapolda Tipe B. Jadikan kapolda bintang dua. Tipe B sudah pernah. Di Banten pernah. Yang agak keras dikit gitu," tandas Tito.

Ia juga menyayangkan rendahnya jumlah polwan di Indonesia. Menurutnya, dari total keseluruhan jumlah personel Polri, jumlah polwan masih sekitar 20 persen.

"Polri masih didominasi polki (polisi laki-laki). 20 persen dari polwan. Padahal sekarang eranya kesamaan gender, emansipasi," papar Tito.

 

Saksikan Video Menarik Di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya