Benarkah Keturunan Orang Tajir Bakal Terus Kaya Raya?

Apakah kamu sering mendengar istilah ‘orang kaya tujuh turunan’? Benarkah keturunan orang kaya bisa terus-terusan kaya juga?

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 22 Agu 2017, 20:22 WIB
Ilustrasi Orang Kaya

Liputan6.com, Jakarta - Saat kamu melihat sosok Bill Gates dengan kekayaan US$ 86 miliar atau setara sekitar Rp 1,2 kuadtriliun, rasanya hartanya tidak akan pernah habis. Ataupun jika di Indonesia, ada sosok R.Budi Hartono dengan kekayaan Rp 126 triliun.  Untung banget tuh yang menjadi keturunannya, bisa ‘tertular’ kaya juga nih.

Dengan melihat jumlah kekayaan yang begitu melimpah, istilah kaya tujuh turunan rasanya memang tidak berlebihan. Namun, dikutip dari Swara Tunaiku, benarkah keturunan kaya akan terus menjadi kaya?
Apa penyebab orang kaya bisa menjadi lebih kaya lagi?

Jika kamu pernah mendengar pepatah ini , “The rich get richer and the poor get poorer” atau “Si kaya makin kaya, si miskin makin miskin”, pasti jadi bertanya-tanya. Apakah benar-benar demikian?

Dikutip dari buku “How Rich People Think” karya Stevie Siebold, terdapat tiga penyebab yang membuat orang kaya jadi makin kaya.

Adanya obsesi pada kesuksesan

Kata kunci dari kekayaan mereka adalah kata obsesi. Menurut orang kaya, obsesi adalah prinsip hidup untuk meraih kesuksesan. Tujuan utama yang haru diraih adalah bisa memiliki kekayaan sebanyak-banyaknya.

Ke depannya, setelah materi terpenuhi mereka dapat mengejar hal lain yang tidak berhubungan dengan materi. Misalnya adalah kebebasan, filantropi, dan kepuasan batin.

Selalu fokus pada aktivitas yang menghasilkan uang

Apapun aktivitas yang dilakukan orang kaya, baik hobi ataupun bekerja, pikiran mereka akan terpaku pada menghasilkan uang. Sebagai contoh, orang kaya yang punya ketertarikan pada ukisan, maka mereka akan menganggap lukisan-lukisan yang  indah itu sebagai investasi seni.

Kalau ternyata tertarik pada permainan angka, bisa terjun pada permainan saham. Gambaran mudahnya yaitu kamu bisa sambil menyelam minum air.

Simak video menarik di bawah ini:

 


Selanjutnya

Tidak takut mengambil risiko

Saat memiliki mimpi yang besar, orang kaya juga memiliki keberanian yang luar biasa dalam mengambil risiko. Masa depan adalah sebuah kesempatan untuk menjadi lebih kaya.

Jika mampu meraih satu kesuksesan, mereka punya motivasi untuk melakukan hal baru lain dan lebih besar risikonya. Kalau suatu ketika jatuh, mereka tetap punya bekal berupa kemampuan dan pengetahuan untuk bangkit lagi.

Lalu, benarkah orang kaya akan makin kaya?

Jawabannya adalah iya, jika mengutip pernyataan Thomas Piketty seorang Ekonom Prancis dalam bukunya berjudul “Capital in Twenty-First Century”.

Hal ini terlihat jelas dari kesenjangan ekonomi yang terjadi di dunia. Sebagai contoh, kesenjangan ekonomi di Amerika adalah 10 persen total populasi mampu memegang 90 % total kekayaan. Sementara itu, 40 persen total kekayaannya mampu dimiliki oleh 1 persen orang dari total populasi yang ada. Artinya, hanya sedikit orang kaya di Amerika.

Menurut Piketty, hal ini bisa terjadi karena adanya prinsip kapitalisme. Logikanya adalah kamu bisa tambah kaya karena adanya pengembalian modal (rate of return) dengan nilai yang lebih besar dibandingkan pertambahan upah. Jadi tidak salah jika para kapitalis makin menjadi-jadi kekayaannya.

Namun, apakah ini bisa menjadi jaminan akan terus bertambah kaya?

Jawabannya cukup menarik nih yaitu tidak juga lho. Karena teori yang diungkapkan oleh Piketty ini masih dibilang cukup lemah. Masih banyak data yang kurang sesuai dengan realita yang ada, sehingga masih kurang ideal.

Contohnya yaitu orang kaya tentu akan memakai uangnya. Dan rasanya sedikit tidak masuk akal jika mereka tidak menggunakan uang tersebut dan hanya menyimpannya untuk anak cucu. Pastilah nilai uang mereka akan berkurang.


Selanjutnya

 

Simak penjelasan selanjutnya di bawah ini:

1. Keturunanmu memakai uang lebih banyak dari kekayaan yang ada

Bagaimana kalau keturunan dari orang kaya tersebut memakai kekayaan untuk berbagai keperluan? Bisa juga nih untuk donasi ke organisasi untuk menolong keluarga kurang mampu. Atau untuk membeli barang mewah seperti kapal pesiar dan jet pribadi. Atau hal-hal lain yang bisa mengurangi nilai kekayaan.

Hal ini tidak masalah jika keturunan sanggup mengatur finansial. Jika tidak, kamu bisa terancam bangkrut hingga sakit-sakitan. Dengan demikian, dapat disimpulkan jika keturunan ini telah memakai kekayaan melebihi keuntungan investasi atau penghasilan.

 2. Nilai warisan justru menurun termakan waktu

Fakta mencengangkan dilontarkan oleh Edward Wolff dari New York’s University dan Biro Statistik Tenaga Kerja New York Maury Gittleman. Dia menyatakan bahwa rasio total kekayaan atau total nilai warisan bersih menurun sebesar sepertiga dalam dua dekade terakhir. Alias nilai warisan para orang kaya mengalami penurunan pada dua dekade terakhir ini.

3. Karena panjangnya harapan hidup orang tua, maka warisan jadi lebih sedikit

Jika orang tua masih hidup, tentu warisan belum dibagikan. Proses ini akan memakan waktu yang lama karena biasanya orang kaya punya harapan hidup yang panjang. Sehingga harta mereka akan dipakai sendiri daripada dibagi-bagikan.

Dengan demikian bisa disimpulkan jatah warisan untuk keturunannya jadi lebih sedikit. Apakah kamu sudah cukup paham dengan uraian di atas? Kalau ingin disimpulkan istilah kaya tujuh turunan itu tidak selalu benar kok. Bagaimana menurutmu?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya