Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia turun hampir 2 persen, menarik kembali laju pada pekan lalu. Ini menjadi pertanda jika mulai terjadi keseimbangan pasokan di pasar global setelah sebelumnya sempat membanjir.
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah Brent turun 2 persen atau US$ 1,07 menjadi US$ 51,65 per barel. Harga sempat melonjak lebih dari 3 persen pada hari Jumat pekan lalu.
Sementara harga minyak patokan AS West Texas Intermediate turun 1,9 persen atau 90 sen menjadi US$ 47,63 per barel. Kontrak tersebut juga meningkat 3 persen pada sesi sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
"Kami saat ini melihat beberapa aksi ambil untung setelah laju yang kuat pada hari Jumat menjelang inventaris data pada pekan ini," kata Hans van Cleef, Ekonom Energi Senior di ABN Amro.
"Ketidakpastian baru tentang persediaan dan kepatuhan OPEC (dengan potongan produksi yang disepakati) bisa menjadi alasan yang cukup untuk menjual," dia menambahkan.
Selama ini, pasar minyak dunia tetap membanjir meski ada kesepakatan dari beberapa produsen terbesar di dunia untuk mengendalikan output. Meningkatnya produksi minyak AS menjadi faktor utama yang menjaga penawaran dan permintaan tidak seimbang.
Saat ini, ada indikasi jika output minyak AS segera melambat. Kondisi ini usai perusahaan energi mengurangi pengeboran minyak barunya pada minggu kedua dan tiga, menurut perusahaan energi Baker Hughes.
Adapun persediaan minyak mentah komersial AS telah turun hampir 13 persen dari puncaknya di Maret menjadi 466,5 juta barel.
Kementerian minyak Kuwait, yang berpartisipasi dalam pengurangan produksi OPEC, mengatakan stok minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan karena output mulai berlaku.
Penutupan lapangan minyak Sharara di Libya karena penyumbatan pipa turut memberikan kenaikan harga.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: