Hati-Hati, Naik Motor Tingkatkan Disfungsi Ereksi

Semakin sering naik motor, semakin berpotensi disfungsi ereksi dan sulit kencing.

oleh Rio Apinino diperbarui 23 Agu 2017, 06:10 WIB
Pengendara sepeda motor memenuhi sebuah jembatan pada jam sibuk pagi hari di Taipei, Taiwan, Senin (14/3/2016). Di Taipei, orang lebih banyak memilih naik motor untuk mengejar waktu atau bisa dengan mudah mampir ke beberapa tempat. (REUTERS/Tyrone Siu)

Liputan6.com, Jakarta - Apa hubungan antara naik motor dan disfungsi ereksi serta masalah buang air? Semakin sering Anda berkendara, maka potensi untuk disfungsi ereksi dan sulit buang air kecil semakin besar. Beberapa riset sudah membuktikannya.

Tahun 2006, misalnya, riset yang digelar tim dari Department of Urology, Kyoto Prefectural University of Medicine, Kyoto, Jepang, menemukan bahwa 69 persen pengendara motor laki-laki mengaku mengalami kesulitan untuk mencapai ereksi penuh dan mengosongkan kandung kemih mereka.

"Sepeda motor bisa menjadi salah satu faktor risiko disfungsi ereksi," tulis tim dalam bagian Abstrak.

Contoh yang hampir mirip juga terjadi pada pria yang mengendarai sepeda. Massachusetts Male Aging Study, dikutip dari WebMD, Selasa (22/8/2017), menemukan bahwa risiko disfungsi ereksi naik ketika seorang pria bersepeda lebih dari tiga jam dalam seminggu.

"Tanda peringatan paling awal adalah mati rasa atau kesemutan," terang Irwin Goldstein, MD, Director of San Diego Sexual Medicine.

Jadi, apa korelasi antara mengendarai motor/sepeda dengan disfungsi ereksi?

Masih berdasarkan riset dari Department of Urology, Kyoto Prefectural University of Medicine, ditemukan bahwa kombinasi antara getaran dari motor dan jalanan serta dengan posisi duduk saat berkendara mungkin penyebab naiknya disfungsi ereksi para rider.

Jok pada sebagian besar sepeda motor memberikan tekanan yang "tidak semestinya" pada perineum, yaitu area antara anus dan skrotum. Ketika tekanan berlebih terjadi, aliran darah ke penis berkurang. Aliran darah yang tidak baik adalah penyebab dari disfungsi ereksi tersebut.

Selain itu, getaran juga menyebabkan penurunan dua hormon pertumbuhan di kandung kemih dan prostat, yang pada akhirnya membuat pengendara lebih sulit buang air kecil.

Jadi apa yang bisa dilakukan?

Bukan berarti menghindari berkendara sama sekali. Sebab itu rasa-rasanya sangat sulit. Yang dapat dilakukan adalah meminimalisirnya. Paling utama adalah dengan mencari posisi duduk serta jok yang ketika diduduki terasa lebih banyak menekan bokong. Bukan area penis.

Kemudian, tentu saja dengan mengurangi intensitas berkendara.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya