Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Ada 4 alasan BI menurunkan acuan tersebut.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, alasan pertama BI menurunkan acuan tersebut karena rendahnya inflasi nasional.
Advertisement
"Inflasi tahun ini kita diperkirakan 4 persen itu pun sudah memperhitungkan dampak dari kenaikan listrik," kata dia di Gedung BI Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Kedua, defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali. BI memperkirakan, defisit transaksi berjalan berada pada kisaran 1,5-2 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Ini lebih rendah dari batas current account deficit yang aman untuk Indonesia yaitu 3 persen PDB," sambungnya.
Perry mengatakan, faktor ketiga ialah terkait rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga acuan. Dia bilang, The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga akhir tahun atau meleset dari perkiraan semula dua kali yakni September dan Desember.
"Ketiga adalah bahwa dari eksternalnya kenaikan Fed fund rate lebih kecil dan lebih tertunda," ujar dia.
Terakhir, dengan penurunan tersebut diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit bank. Kemudian, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Keempat dengan penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Tentu perlu koordinasi pemerintah," tukas dia.