Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengimplementasikan strategi Familiarization Trip atau bisa disebut dengan Fam Trip. Kali ini, Kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya itu bersama dengan Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Osaka menggelar Famtrip untuk jurnalis dari Jepang ke Bali dan Labuan Bajo pada 21-25 Agustus 2017.
Terdapat enam media ternama dari Jepang yang diundang ke Bali dan Labuan Bajo. Mereka akan diajak mengeksplorasi keindahan alam dan kekayaan budaya di sana untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Jepang.
"Sebanyak 6 orang dari media besar di Jepang, mereka akan merasakan dan melihat untuk mereka tulis dan beritakan di negaranya. Para jurnalis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan awareness dan timbulnya keinginan untuk berwisata," ujar I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar, yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik , Vinsensius Jemadu, Selasa (22/8/2017).
I Gde menjelaskan, Famtrip kali ini akan diatur untuk menciptakan pemberitaan perjalanan wisata, di mana Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi prioritas pariwisata di Indonesia. Labuan Bajo juga menjadi destinasi kelas dunia, di mana para artis dan tokoh dunia sudah pernah menyambangi pulau yang ada Komodo di dalamnya itu.
"Ketika mereka sudah merasakan, mereka bisa menceritakan dan menulis, serta membuat tulisan feature dengan lebih gamblang dan tidak mengecewakan pembaca mereka. Mereka bisa menuliskan tentang Komodo, hewan langka yang ada di Indonesia, dan kita berani begitu karena alam atau nature kita memang world class. Tidak perlu diragukan kalau atraksi alamnya," ucap dia.
Dalam kegiatan Famtrip yang merupakan bentuk kerja sama dengan KJRI Osaka tersebut, seluruh peserta diajak ke berbagai tempat menarik di kedua destinasi. Di Bali, hari pertama peserta akan diajak makan malam sambil ditemani sunset di sekitar pantai Jimbaran. Hari ke-dua, ada agenda menjelajahi Nusa Penida melalui Sanur. Sorenya, menikmati sunset di Angels Billabong dan Pasih Uug.
Pada hari ke-tiga, peserta akan terbang dari Bali menuju Labuan Bajo. Sesampainya di Labuan Bajo, para jurnalis asal Negeri Sakura itu akan menjajal keindahan Bukit Cinta dan sore harinya menikmati sunset di salah satu restoran yang cukup populer dengan pemandangan sunset-nya.
Hari ke-empat, para peserta akan Live on Board (LOB) dari Labuan Bajo menuju pulau Padar, Pink Beach, Pulau Kanawa, dan akan singgah di Pulau Komodo. Para jurnalis juga akan dibawa melihat hewan langka endemik dari Indonesia itu. Selain ke tempat wisata, selama di Bali dan Labuan Bajo, para jurnalis juga akan menikmati santapan kuliner khas kedua daerah.
Advertisement
”Kami tidak menyuguhkan makanan Jepang, agar para jurnalis itu bisa merasakan cita rasa dan pedasnya sambal mata khas Bali,” kata I Gde, yang juga asli Bali itu.
Lantas mengapa Jepang yang dipilih? Alasan utamanya, karena para wisatawan Jepang yang dulunya berada di peringkat kedua terbanyak memasok turis ke Bali setelah Australia, kini melorot berada di urutan ke lima.
"Walaupun masyarakat Jepang ke Bali meningkat 2,41 persen menjadi sebanyak 112.065 orang selama semester I-2017. Dibanding semester yang sama tahun sebelumnya, hanya 109.424 orang, karena negara lain meningkat lebih besar, maka ini akan terus kami genjot," ujar Vinsensius.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sendiri menilai Famtrip juga menjadi momentum untuk membuktikan kepada para masyarakat Jepang melalui pemberitaan-pemberitaan para jurnalis bahwa Bali yang menjadi top destination versi TripAdvisor dan Labuan Bajo yang memiliki destinasi wolrd class, merupakan lokasi yang aman, nyaman, dan sangat indah.
“Kita akan terus membangun industri pariwisata dan menjadikan negara-negara Asia, khususnya Jepang, sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Indonesia dan melakukan berbagai upaya pembangunan industri pariwisata," ucap Arief.
Selain itu, ia juga mengkategorikan Famtrip itu sebagai upaya selling. Di dalam framework BAS Branding, Advertising, selling menjadi salah satu rumus strategi promosi Kemenpar.
"Famtrip, mendatangkan endorser pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, media, itu penting untuk serangan udara, efektif mempengaruhi opini public traveller. Karena itu, harus menggunakan media Jepang yang dibaca oleh masyarakat di sana," kata Arief.
(*)