Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mendapat tawaran pasokan gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari perusahaan penjual gas asal Singapura Keppel Offshore and Marine. Saat ini pemerintah masih melakukan kajian tawaran tersebut.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengaku telah bertemu dengan manajemen perusahaan tersebut, untuk membahas penawaran pasokan gas. Kemudian tawaran tersebut ditindaklanjuti dengan evaluasi.
"Saya sudah panggil, mereka sudah ketemu lagi. Company-company itu, karena ini konsorsium. Sekarang lagi dievaluasi," kata Arcandra, di Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Baca Juga
Advertisement
Arcandra menuturkan, tawaran impor gas tersebut harus disikapi dengan hati-hati. Oleh karena itu, evaluasi terhadap harga yang ditawarkan harus matang, agar mendapat harga yang jauh lebih murah. "Semua hal-hal yang berkaitan tawaran impor harus hati-hati dievaluasi," tutur Arcandra.
Sebelumnya, Indonesia sedang menjajaki impor Gas Alam Cair (Liqufied Natural Gas/LNG) dari Singapura, untuk memenuhi kebutuhan enegi pembangkit listrik. Hal tersebut dilakukan karena harga yang ditawarkan Singapura jauh lebih murah dibanding gas lokal.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Selanjutnya
RI Dapat Tawaran Pasokan Gas Asal Singapura
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia mendapat tawaran pasokan gas dari perusahaan penjual gas asal Singapura Keppel Offshore and Marine, dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang gas lokal.
"Murah. Mereka tawarkan lebih murah," kata Luhut.
Luhut menuturkan, tawaran tersebut sedang dipertimbangkan. Lantaran saat ini pemerintah sedang berupaya menurunkan harga gas, agar masyarakat bisa menikmati gas dengan harga terjangkau.
"Kalau dia kasih harga menarik kita timbang dong, kan ujungnya ke harga jual ke masyarakat juga," tutur Luhut.
Luhut mengungkapkan, nantinya gas tersebut bisa diserap Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang tersebar dengan kapasitas total 500 Mega Watt (MW). Namun, rencana impor gas tersebut final dan akan dimatangkan dalam pertemuan pertemuan Pemerintah Indonesia dan Singapura.
"Ini belom final, tandatangan nanti pas pertemuan Indonesia - Singapura. Terus terang ada politik politiknya, tapi ini biar kita efisien," tutur Luhut.
Advertisement