BNN Tembak Mati 2 Bandar Narkoba Jaringan Malaysia di Kalbar

Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu seberat 17,54 kilogram di Bengkayang, Kalimantan Barat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 23 Agu 2017, 11:19 WIB
Kepala BNN Komjen Budi Waseso saat mengungkap peredaran narkotika jenis sabu seberat 17,54 kilogram di Bengkayang, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu seberat 17,54 kilogram di Bengkayang, Kalimantan Barat. Pada pengungkapan itu, dua orang warga negara Malaysia ditembak mati.

Kepala BNN Komjen Budi Waseso menyampaikan, para pelaku ditangkap pada Minggu 6 Agustus 2017. Mereka di antaranya R (24), AL (19), LUH alias Ape dan CKH alias Ahoe.

"Petugas mengamankan R selaku kurir saat dalam perjalanan menuju Pontianak. Dari R disita 17,54 kilogram sabu," tutur Budi Waseso di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (23/8/2017).

Pria yang akrab disapa Buwas itu menyebut keempat pelaku langsung dikumpulkan dan diinterogasi petugas. Hanya saja, LUH dan CKH yang berkewarganegaraan Malaysia tersebut mencoba melawan. Sebab itu, keduanya diberikan penindakan tegas terukur.

"Keduanya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," jelas Buwas.

Modus yang digunakan pelaku yakni menyamarkan paket sabu dalam barang kebutuhan sehari-hari dan sembako. Mereka mengunakan jalur darat dengan melintasi perbatasan dari Kuching, Malaysia ke Pos Lintas Batas Jagoi Babang, Kalbar.

Selain itu, petugas BNN mengamankan komplotan lainnya di kawasan Pontianak. Mereka berinisial MY, DZ (42), dan TF (35).

"Yang membuat kita miris, sudah melibatkan WN Asing atau Malaysia ditambah didukung oleh oknum yang ada di lapas. Karena di sini salah satunya ini atas nama Tedi Fahrizal (TF) ini pemodal. Dia tersangka yang ditahan di Rutan Klas II Bengkayang. Dikurung di penjara tapi bisa keluar masuk mengedarkan di luar. Bahkan Lapas jadi rumah tempat tinggal aman," Buwas menandaskan.


Tabuh Genderang Perang

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyatakan perang terhadap narkoba.

"Kita harus nyatakan perang besar terhadap narkoba," ucap Jokowi di Silang Monas, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.

Jokowi geram mengetahui hal tersebut. Terlebih, ada 15 ribu generasi muda Indonesia mati setiap tahunnya. Jumlah ini sangat jauh jika dibanding dengan jumlah bandar dan pengedar narkoba yang mati setiap tahunnya.

"Pertanyaan ini untuk Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15 ribu yang mati karena narkoba biar jelas. Tolong ini diberikan garis bawah," kata Jokowi.

Dia bahkan meminta aparat keamanan tidak ragu menindak tegas pengedar narkoba meskipun sampai menembak mati. Pernyataan ini dilontarkannya saat kepolisian baru saja menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu seberat 1 ton di Anyer, Banten. Narkoba ini diketahui berasal dari Taiwan.

"Sudahlah tegaskan saja, terutama pengedar narkoba asing yang masuk, kemudian sedikit melawan, sudah langsung ditembak saja," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada Penutupan Rakernas PPP di Ancol, Jakarta, Jumat 21 Juli 2017.

Jokowi menilai sudah tidak ada waktu lagi memberi ruang pada pengedar narkoba di Indonesia. Sudah banyak anak bangsa, khususnya pemuda, yang mati karena narkoba setiap hari.

Karena itu pula, saat ini Indonesia menyatakan darurat narkoba. Seluruh penegak hukum baik Polri, BNN, atau Bea Cukai bekerja keras memberantas narkoba.

Saksikan video berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya