Pilot Esther Kembali Terbangkan Pesawat N219

Uji coba terbang kedua purwarupa pesawat N219 ini sehubungan dengan ulang tahun ke-41 PT Dirgantara Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2017, 12:32 WIB
Pesawat N219 diterbangkan perdana oleh seorang pilot perempuan ternama dari Bandung. (dok. Basarnas Jawa Barat)
Pesawat N219 diterbangkan perdana oleh seorang pilot perempuan ternama dari Bandung. (dok. Basarnas Jawa Barat)

Liputan6.com, Bandung - PT Dirgantara Indonesia kembali menguji coba terbang purwarupa pesawat N219 di landasan pacu Bandara Husein Sastanegara, Kota Bandung, Jawa Barat. Uji coba terbang yang kedua ini sehubungan dengan ulang tahun ke-41 perusahaan pelat merah dirgantara tersebut.

Pesawat karya anak bangsa tersebut lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, sekitar pukul 09.15 WIB dan berputar-putar di langit Bandung dan mendarat sekitar pukul 10.00 WIB.

Uji terbang pesawat N219, sebelumnya akan disaksikan langsung Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir. Namun, Menristekdikti mendadak tidak hadir, lantaran harus menghadiri rapat bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Kapten penerbang Esther Gayatri Saleh kembali menjadi pilot utama dalam uji terbang tersebut didampingi kopilot Kapten penerbang Adi Budi Atmoko.

Direktur PT DI, Budi Santoso, mengatakan keberhasilan uji terbang pesawat N219 sangat penting karena sebagai pembuktian bahwa bangsa Indonesia mampu merancang bangun, uji coba, sertifikasi, hingga produksi.

"Tidak ada technical assistance dari bangsa asing. Semua adalah hasil kerja keras olah pikir bertahun-tahun dari para insinyur Indonesia," ucap dia, Rabu (23/8/2017), dilansir Antara.

Purwarupa pesawat ini sudah menjalani serangkaian pengujian, dimulai dari wing static test, landing gear drop test, fungtional test engine off, medium speed taxi, high speed taxi, dan hopping.

Serangkaian tes, analisis, dan daya tahan tidak hanya sampai uji terbang saja. Purwarupa pesawat N219 ini juga harus melewati uji kelelahan, yang membutuhkan 3.000 circle atau sejak mesin dihidupkan untuk terbang hingga mendarat dan kembali diparkirkan.

Sebelumnya, pada 16 Agustus 2017, pesawat N219 hasil pengembangan riset PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah diujicobakan dan sukses dalam melaksanakan penerbangan pertamanya.

Namun, untuk hingga akhirnya pesawat dipasarkan, harus melalui tahapan-tahapan uji hingga mendapatkan sertifikat kelaikan udara. Artinya, pesawat N219 sudah aman dan bisa mengudara.


Uji Coba Perdana

Pesawat N219 merupakan karya anak bangsa terbaru yang bernaung di PT Dirgantara Indonesia (DI). (dok. Basarnas Jawa Barat)

Purwarupa pesawat pertama N219 karya anak bangsa dari PT Dirgantara Indonesia menguji coba penerbangan perdana (flight test) di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Jalan Padjadjaran Nomor 154, Kota Bandung, pada Rabu, 16 Agustus 2017.

Uji coba penerbangan perdana pesawat itu berlangsung sekitar pukul 09.10 WIB, dan disaksikan langsung oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso, dan seluruh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris PT DI.

Dilansir dari Antara, uji coba penerbangan ini dilakukan setelah purwarupa pesawat N219 mendapatkan Certificate of Airworthiness dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasional Pesawat Udara Kementerian Perhubungan.

Purwarupa pesawat pertama N219 ini diterbangkan pilot Kapten Esther Gayatri Saleh dan ko-pilot Kapten Adi Budi Atmoko. Pilot Esther merupakan pilot perempuan yang memiliki spesialisasi sebagai penguji coba pesawat baru.

Pilot Kapten Esther pun mengaku bangga karena bisa menerbangkan untuk yang pertama kalinya purwarupa pertama Pesawat N219 buatan PT DI tersebut.

"Puji Tuhan semuanya lancar. Yang pasti kita harus berbangga bahwa pesawat ini semuanya buatan anak bangsa," kata Esther usai mendaratkan Pesawat N219 di salah satu hanggar PT DI, dilansir Antara.

Rasa bangga dan haru, kata Pilot Esther, tertanam dalam dirinya karena pesawat tersebut diterbangkan oleh dirinya sehari menjelang HUT ke-72 Kemerdekaan RI pada 2017.

"Bangga sekali terlebih ini kan bertepatan dengan jelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia juga kita bisa menghadirkan produk anak bangsa yang semuanya dibuat PT DI," kata dia.

Ia mengatakan selama sekitar 20 menit menerbangkan pesawat tersebut tidak ada hambatan yang berarti. "Pesawatnya oke, sequence sesuai dengan yang dilatih. Saya tenang dan kru semua bekerja dengan baik," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya