Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu pertemuan bank sentral di akhir pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (23/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.338 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.344 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.338 per dolar AS hingga 13.350 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 0,98 persen.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jidsor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.342 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.338 per dolar AS.
Dolar AS naik tipis di Asia pada perdagangan Rabu pekan ini. Pelaku pasar memang sedang menata portofolio jelang pertemuan bank sentral pada akhir pekan ini. Para tokoh keuangan di Simposium Jackson Hole pada tanggal 24-26 Agustus.
The dollar index, indeks yang mengukur mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain, naik tipis sekitar 0,1 persen menjadi 93,605, menambah kenaikan 0,5 persen yang telah dibukukan sehari sebelumnya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Mencari arah
Analis FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, dolar AS berupaya mencari arah bulan ini dan bergerak dalam rentang yang luas karena pasar menghadapi berbagai isu.
Ketidakpastian agenda ekonomi Presiden AS Donald Trump terus menekan mata uang ini dan kekhawatiran terkait inflasi rendah di AS sangat mengganggu prospek kenaikan suku bunga AS.
Walaupun Indeks Dolar sedikit menguat di hari Selasa, tetapi kemungkinan besar akan mereda pada hari ini karena penguatannya sudah terlalu tinggi. Oleh karena itu, pelaku pasar menunggu pernyataan Gubernur bank Sentral AS Janet Yellen sebagai inspirasi baru dalam memperkuat dolar AS.
"Pasar akan sangat memperhatikan pidato Yellen di Jackson Hole hari Jumat ini dan mencermati apakah ada komentar terkait kebijakan moneter. Informasi baru dari Yellen terkait kebijakan terutama kapan Fed berencana untuk merampingkan neraca dan meningkatkan suku bunga AS tahun ini dapat memperkuat Dolar AS," jelas dia.
Advertisement