Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang pemimpin negara, sudah sepatutnya Presiden Prancis Emmanuel Macron berkeinginan untuk selalu tampil menawan. Tapi tak ada yang menyangka, pria yang baru menjabat sebagai pemimpin Prancis tiga bulan lamanya ini sudah menghabiskan biaya US$ 30 ribu atau setara Rp 410 juta untuk makeup dan biaya perawatan (estimasi kurs Rp 13.331 per dolar AS).
Klaim tersebut diungkap oleh makeup artist pribadi Emmanuel Macron. Dalam artikel yang dirilis majalah Prancis Le Point, seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (27/8/2017), makeup artist itu disewa sebagai kebutuhan penting sang presiden.
Baca Juga
Advertisement
Untuk pembayaran, tagihan biaya makeup akan diberikan dalam dua termin. Pertama, pihak pemerintah diminta membayar 10 ribu euro atau Rp 157 juta (estimasi kurs Rp 15.753 per uero). Sementara tagihan termin kedua sebanyak 16 ribu euro atau Rp 251 juta.
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Prancis menjelaskan biaya makeup sangat mahal karena banyak press conference dan dinas luar negeri yang harus didatangi Macron. Hal tersebut membuat sang makeup artist juga harus ikut kemana pun presiden Macron pergi.
Tagihan yang membengkak juga berupa akibat dari penyewaan makeup artist yang mendadak. Meski demikian juru bicara Macron mengatakan penggunaan makeup artist akan dikurangi di waktu yang akan datang.
Para Presiden Prancis memang dikenal rela mengeluarkan biaya fantastis demi tampil terbaik. Presiden Prancis sebelum Macron, Francois Hollande misalnya, dilaporkan menghabiskan US$ 7.100 atau Rp 94 juta untuk makeup.
Sementara untuk urusan rambut, ia menyewa penata rambut dengan biaya US$ 12 ribu atau Rp 159 juta per bulan.
Mantan presiden Prancis yang lain, Nicolas Sarzoky, merogoh 8 ribu euro atau Rp 106 juta untuk makeup.
Tantangan
Emmanuel Macron (39) resmi menjadi presiden termuda Prancis setelah ia diambil sumpahnya di Istana Élysée di pusat kota Paris pada 15 Mei 2017.
Sebagai presiden baru Prancis, Macron akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Termasuk di antaranya angka pengangguran yang sangat tinggi, terorisme, serta perpecahan di dalam negeri.
Selama lima tahun berkuasa, sejumlah persoalan utama menggerogoti sebelumnya di bawah pemerintahan Hollande seperti pertumbuhan ekonomi yang lamban dan serangkaian serangan teror mematikan.
Mencuatnya karier Macron di dunia politik, tidak lepas dari peran Hollande. Ia menarik Macron dari dunia investasi perbankan demi menjadikannya sebagai penasihat. Belakangan, Hollande menunjuknya sebagai menteri ekonomi.
"Setidaknya saya tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada lawan politik, ini jauh lebih sederhana," ujar Hollande pada Kamis 11 Mei 2017.