Liputan6.com, Jakarta Bagi pasien bayi, anak, lansia, atau individu tertentu, minum obat menjadi hal yang sulit. Tablet obat yang besar atau keras kerap membuat pasien-pasien tersebut kesulitan menelannya.
Tablet cepat hancur atau Fast Disintegration Tablet (FDT) yang cepat pecah di rongga mulut tanpa membutuhkan air tentu jadi pilihan dan sangat diperlukan pasien geriatri (lansia), pediatri (bayi dan anak), serta mereka yang kesulitan mendapat air, dan mereka yang sering muntah ataupun mengalami gangguan jiwa.
Advertisement
Menjawab permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) berhasil menemukan bahan superdisintegran lokal yang tabletnya mudah pecah dan larut dalam tubuh dalam 30 detik. Mereka memberdayakan rumput laut merah (mikroalga) Gracilaria verrucosa.
Ketiga mahasiswa UI tersebut adalah Kevin Dio Naldo, Revi Pribadi, dan Rezwendy, di bawah bimbingan Dosen Farmasi UI, Dr Silvia Surini, M.Pharm, Sc Apt. Mereka memilih meneliti G. verrucosa yang merupakan jenis rumput laut kelas alga merah (Rhodophyceae) karena jumlahnya melimpah tapi belum dimanfaatkan maksimal dalam bidang farmasi.
"Hampir 95 persen bahan superdisintegran yang ada di Indonesia adalah produk impor. Berangkat dari permasalahan tersebut, kami melakukan serangkaian penelitian guna meneliti sumber superdisintegran lokal baru dari bahan di alam Indonesia. Maka digunakanlah G. verrucosa yang melimpah namun pemanfaatannya dalam bidang farmasi belum banyak dilakukan," ujar Kevin melalui siaran pers yang diterima Health-Liputan6.com, Rabu (23/8/2017).
Saksikan juga video berikut ini:
Melimpah di pesisir Indonesia
Di Indonesia, G. verrucosa tersebar di daerah pesisir, seperti Terora, Bali; Pacitan, Jawa Timur; Sekotong, Lombok; Dompu, Sumbawa; Pelabuhan Ratu, Jawa Barat; Pantai Baron, Yogyakarta; Pulau Sawu, NTT; Sibatua, Sulawesi Selatan; dan Pulau Besar, Flores. Produksi rumput laut merah ini berkisar ratusan hingga ribuan ton per tahun.
Formula pembuatan tablet superdisintegran berbahan G. verrucosa ini memenuhi kriteria, yaitu tidak membutuhkan air untuk pecah, memiliki rasa yang enak, tidak rapuh, tidak meninggalkan residu pada mulut, dan tidak dipengaruhi suhu dan tekanan.
Diharapkan, hasil penelitian ini mampu mendukung pemerintah untuk menciptakan bahan baku obat lokal sehingga mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. Selain itu, penelitian ini juga bisa memberi informasi pada petani tambak akan nilai guna rumput laut merah sehingga secara tak langsung dapat menyejahterakan para petani tambak.
Advertisement