Liputan6.com, Jakarta PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) berencana menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik, sebagai armada operasional untuk melayani masyarakat.
Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Disjaya Leo Basuki mengatakan, saat ini PLN Disjaya sedang melakukan uji coba penggunaan 16 sepeda motor listrik, sebagai armada operasional.
"Ini uji coba saat ini ada 16 unit untuk diuji coba keliling setiap hari," kata Leo, di Museum Listrik dan Energi Baru Terbarukan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Leo, nantinya setiap kendaraan operasional PLN Disjaya akan menggunakan bahan bakar listrik. Kendaraan ini akan menggantikan armada operasional PLN yang beroperasi saat ini, dengan sumber energi Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Semua kendaraan operasional layanan gangguan, kita lagi pesan. Kita semuanya akan beralih ke listrik. Sudah diuji coba, pengadaannya bertahap mengikuti berakhirnya batas waktu sewa," tutur Leo.
Leo mengaku, PLN Disjaya tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk mengganti seluruh armada operasionalnya menjadi berbahan bakar listrik. Pasalnya, mekanisme yang digunakan PLN Disjaya adalah sewa, sama seperti mekanisme armada operasional yang digunakan saat ini.
"Kemarin yang menarik pihak Viar menawarkan skema yang kita butuhkan, kendaraan operasional tidak membeli tetapi sewa," dia menandaskan.
Keunggulan Kendaraan Listrik versi PLN
PT PLN (Perseo) menyatakan banyak manfaat yang didapat dari penggunaan mobil dan motor listrik. Oleh karena itu perusahaan tersebut mendorong kendaraan listrik digunakan secara masif.
Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Disjaya Leo Basuki mengungkapkan, kendaraan yang mengunakan energi listrik jauh lebih hemat ketimbang Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dia mencontohkan, untuk motor listrik dengan total kapasitas 3 sampai 3,5 kilo Watt hour (kWh) dapat menempuh jarak 80 kilo meter (km), untuk mengisi listrik sampai penuh membutuhkan biaya kurang dari Rp 5 ribu.
"Untuk pengisian dengan listrik non subsidi per kWh-nya Rp1.600, biaya yang dibutuhkan kurang dari Rp 5 ribu," kata Leo, Museum Listrik dan Energi Baru Terbarukan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Leo melanjutkan, kendaraan listrik jauh lebih ramah lingkungan, karena menggunakan dinamo sebagai penggerak kendaraan dan tidak ada pembakaran di mesin sehingga tidak menghasilkan gas buang.
"Motor listrik ngga ada kenalpotnya nggak ada asap, saat tidak jalan dia mati, semetara motor bakar jalan terus," papar Leo.
Tonton video menarik berikut ini: