Liputan6.com, Cilegon - Sejumlah pabrikan oli melakukan berbagai inovasi untuk menciptakan produk baru agar dilirik konsumen pemilik kendaraan bermotor.
Salah satunya menawarkan pilihan pelumas dengan warna-warna berbeda layaknya sirup.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, apa alasan para pelaku usaha pelumas membuat racikan tersebut menjadi warna-warna berbeda?
Menanggapi hal tersebut, Plant Director PT Federal Karyatama (Federal Oil) Ari Sutanto ikut angkat bicara. Kata dia, warna oli tidak menjadi patokan untuk menghasilkan kualitas.
“Zaman dulunya sebagai penanda antara matik dan nonmatik. Tapi untuk konsumen tidak ada pengaruh. Di kami (Federal Oil) kecuali yang botol merah emang isinya juga merah. Di luar itu rata-rata kuning bening,” ungkap Ari saat ditemui di pabrik Federal Oil di kawasan Industrial Estate Cilegon, Banten, Rabu (23/8/2017).
Ari menegaskan, warna oli juga tidak mempengaruhi performa kendaraan.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Next
Oli Warna Hitam Bukan Jaminan Bekas dan Tidak Berkualitas
Banyak yang menduga, oli atau pelumas yang tak lagi berguna atau bekas akan memiliki corak warna hitam atau gelap. Hal itu lantaran oli telah lama digunakan.
Namun, persepsi tersebut tidaklah 100 persen benar. Bahkan Ari mengatakan, warna oli bukan jaminan bahwa kualitas tersebut sebagai standar baik atau tidak.
“Karena kalau sudah di dalam mesin, oli baru dituang, lalu mesin menyala. Setelah dua jam, oli itu terus dibuang dan warnanya pasti sudah hitam,” jelas Ari saat
Menurut Ari, setiap oli yang masuk ke jantung mesin dipastikan bakal terkontaminasi dengan kotoran yang ada di dalamnya. Selain itu, warna oli hitam setelah dipakai biasanya karena mesin telah digunakan cukup jauh.
“Karena sudah terkontaminasi dengan lainnya. Jadi, bukan berarti oli itu sudah jelek,” tuturnya.
Namun perlu diperhatikan, jika oli menjadi warna putih pekat mirip susu, maka kuat dugaan karena telah tercampur air. Apabila itu terjadi sebaiknya segera periksa ke bengkel terdekat untuk dicek.
Advertisement