ISIS Serukan Lebih Banyak Serangan di Spanyol

Kelompok teroris ISIS memuji serangan van yang terjadi pekan lalu di Barcelona. Mereka pun menyerukan teror lanjutan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Agu 2017, 14:30 WIB
Petugas polisi berdiri di samping mobil van putih yang menabrak kerumunan orang di Jalanan Las Ramblas, Barcelona, Spanyol (17/8). Kejadian tersebut terjadi pada pukul 16:50 watu setempat. AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Barcelona - ISIS memuji serangan van yang terjadi pekan lalu di Barcelona, Spanyol. Aksi brutal tersebut menewaskan 13 orang. Kelompok teror itu pun menyerukan untuk memperbanyak serangan di Spanyol.

Dalam sebuah video propaganda yang dirilis SITE Intelligence Group Wednesday, seorang anggota ISIS menggambarkan pelaku penabrakan van di Barcelona sebagai "saudara kami". Sementara itu, anggota ISIS lainnya mengancam akan "mengembalikan Spanyol sebagai tanah kekhalifahan". Demikian seperti dikutip dari CNN pada Kamis (24/8/2017).

Segera setelah serangan teror di Barcelona, corong propaganda ISIS, Amaq, merilis pernyataan yang menyebut bahwa para pelaku serangan adalah "tentara ISIS".

Empat orang telah ditangkap pasca-serangan tersebut, satu ditangkap di Alcanar dan tiga lainnya di Ripoll. Tiga orang berkewarganegaraan Maroko dan sisanya adalah warga negara Spanyol dengan rentang usia antara 21-34 tahun.

Ketika tampil di muka pengadilan pada Selasa waktu setempat, salah satu tersangka mengatakan, mereka berencana menargetkan sejumlah monumen di Barcelona.

Sementara itu, 12 orang yang diduga turut merencanakan teror diyakini tewas, termasuk pengemudi van yang ditembak oleh polisi dalam sebuah operasi di Subirats, sebelah barat Barcelona.

Bukti bahwa serangan itu direncanakan membuat banyak warga Spanyol khawatir sekaligus menyoroti kemungkinan akan ketidaktahuan pihak berwenang soal gerak-gerik kelompok teroris tersebut hingga akhirnya ledakan terjadi di markas para pelaku di Alcanar.

Kini, penyelidikan difokuskan pada sebuah rumah di Alcanar yang diyakini telah dijadikan lokasi untuk pembuatan bom oleh para pelaku teror.

Sebuah sumber mengatakan kepada CNN bahwa penyelidikan awal mengindikasikan adanya jejak TATP (triaceton triperoxide) di antara reruntuhan rumah tersebut. TATP kerap digunakan dalam serangkaian pengeboman mematikan di Eropa beberapa tahun belakangan.

"Hilangnya bahan peledak berarti serangan selanjutnya lebih tidak sempurna dibanding yang sudah direncanakan," ujar Kepala Polisi Catalan, Josep Lluis Trapero.


Sel Teroris

Polisi meyakini ulama bernama Abdelbakir El-Satty adalah satu yang meninggal akibat ledakan di Alcanar.

Sejumlah media Spanyol melaporkan El-Satty pernah berbagi sel dengan salah satu teroris yang terlibat dalam pengeboman Madrid tahun 2004 -- setidaknya 191 orang tewas dalam tragedi tersebut dan ratusan lainnya terluka dalam pengeboman Madrid.

Menanggapi laporan tersebut, Menteri Hukum Catalan Carles Mundó i Blanch mengatakan, "Kami tidak tahu bahwa orang itu (Abdelbakir El-Satty) menjalin komunikasi dengan narapidana lain di penjara di Catalonia. Dia menjalankan hukumannya lalu bebas".

Ledakan di Alcanar disebut sebagai awal dari serangan van. Anggota kelompok teror yang masih hidup menyusun rencana alternatif. Keesokan harinya, sekitar pukul 5 sore, sebuah van sewaan yang dikemudikan dengan kecepatan tinggi menabrak kerumunan orang di Las Ramblas. Sebanyak 13 orang tewas dan 120 orang lainnya cedera dalam peristiwa ini.

Selang beberapa jam kemudian, teror kembali terjadi. Lima penyerang dengan menumpangi mobil Audi A3 menabrak pejalan kaki di Cambrils. Dalam peristiwa ini, polisi terlibat baku tembak dengan pelaku dan kelimanya dinyatakan tewas.

 

Saksikan video menarik berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya