Liputan6.com, Kupang - Tim Divisi Humas Polri memberikan penyuluhan bahaya radikalisme di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Dewasa Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para narapidana muslim di lapas tersebut diberi pemahaman tentang perbuatan terorisme yang tidak ada dalam ajaran Islam. Ustaz yang dihadirkan memaparkan dalil dari Alquran dan Hadits bahwa jihad tidak dengan membunuh orang tak bersalah.
Advertisement
Dari peserta yang hadir, terdapat dua narapidana terorisme. Salah satunya Budi Rahmansyah, pria kelahiran Bima, NTT pada 11 November 1983.
Budi ditangkap karena bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Lantaran hal tersebut Budi divonis 7 tahun penjara.
Narapidana yang kedua, yakni Kholis alias Ibad alias Jundi bin Ahmadi Rohadi. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, pada 13 Juli 1981 ini divonis 4 tahun 3 bulan. Budi merupakan pemasok logistik untuk MIT pimpinan Santoso di Poso.
Saat proses pemaparan tentang bahaya radikalisme, kedua narapidana teroris ini berada barisan depan di antara para peserta lainnya. Keduanya sesekali menganggukkan kepala.
Akui Salah
Usai pemaparan, keduanya mengakui apa yang mereka lakukan tidak dibenarkan oleh ajaran agama.
"Ya, saya bisa menerima pemahaman Pak Ustaz," ujar Budi Rahmansyah saat diwawancarai oleh awak media, Kamis, 24 Agustus 2017.
Menurut Rifaid, pendamping narapidana terorisme di Lapas Kupang, NTT, Budi merupakan salah satu perakit bom. Budi ditangkap usai tragedi Bom Thamrin, Jakarta Pusat.
Serupa dengan Budi, Kholis juga membenarkan jihad menurut ajaran agama Islam sesuai dengan yang dipaparkan sang ustad dari Alquran dan Hadits.
"Ya (jihad) sesuai apa yabg disampaikan Pak Ustaz, sesuai Alquran dan Hadits," kata Kholis.
Di hadapan Kalapas Kupang NTT Syarief Hidayat beserta tim dari Mabes Polri, dan awak media, Budi dan Kholis mengaku tak akan kembali teribat dalam aksi radikal. Namun, keduanya juga tak mau memberikan nasihat kepada teman-temannya yang masih bergabung ke dalam jaringan radikal.
"Yang pasti manusia punya perjalanan hidup berbeda-beda. Punya kesalahan dan kekhilafan. Saya ingin berubah lebih baik," kata Budi.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Advertisement