Liputan6.com, Jakarta - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Peribahasa itu tampaknya pas untuk menggambarkan keadaan salah satu desainer kondang Tanah Air, Anniesa Hasibuan.
Bersama sang suami, Andika Surachman, dan adiknya, Kiki Hasibuan, desainer berusia 31 tahun itu ditangkap pihak kepolisian. Ketiganya resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan yang dilakukan biro umrah miliknya, First Travel.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman merupakan Direktur Utama First Travel. Sementara Kiki Hasibuan bertindak sebagai Direktur Keuangan First Travel.
Berdasarkan data yang diperoleh penyidik, jumlah calon jemaah umrah promo First Travel terdaftar dari Desember 2016 hingga Mei 2017 mencapai 72.682 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah diberangkatkan mencapai 14 ribu orang. Sementara yang belum diberangkatkan 58.682 orang.
Kabarnya, dana yang mengalir dari para calon jemaah digunakan untuk membeli sejumlah aset pribadi seperti mobil dan rumah mewah. Termasuk sebuah restoran di London, Inggris, yang ia beri nama Nusadua.
Karena kasus ini, Anniesa Hasibuan dijerat dengan Pasal 55 jo Pasal 378 dan Pasal 372 KUHP tentang Penipuan dan Penggelapan, serta Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Simak video menarik di bawah ini:
Karier yang Runtuh dalam Sekejap
Kasus penipuan yang membelitnya membuat Anniesa Hasibuan, Andika Surachman, dan Kiki Hasibuan harus merasakan dinginnya sel tahanan. Padahal, selama ini ketiganya hidup dalam kemewahan.
Karier Anniesa Hasibuan yang sebelumnya cemerlang harus tenggelam dalam sekejap. Majalah bisnis Forbes Indonesia bahkan terang-terangan mencabut penghargaan wanita inspiratif yang sebelumnya akan diberikan kepada bos First Travel itu.
"Setelah mempertimbangkan perkembangan terakhir terkait kasus First Travel, Forbes Indonesia telah memutuskan untuk batal menempatkan Anniesa Hasibuan sebagai sosok Inspiring Woman kami," kata pihak Forbes Indonesia seperti dilansir dari instagram @forbesindonesia, Kamis (24/8/2017).
Forbes mengungkapkan kalau keputusan itu sudah diambil jauh sebelum kasus ini mencuat ke publik. Mereka tidak ingin memberikan penghargaan itu pada seseorang yang melakukan kecurangan dalam bisnisnya.
"Forbes Indonesia mendukung praktik bisnis etis dan berharap dapat menginspirasi orang lain guna mencapai kesuksesan mereka melalui kegiatan bisnis yang berdasarkan etika," kata Forbes Indonesia.
Advertisement