Keluhan Mata Sakit Meningkat Usai Kejadian Gerhana Matahari AS

Keluhan mata di Amerika Serikat meningkat usai terjadinya gerhana matahari Senin (21/8/2017) lalu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Agu 2017, 20:30 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk ke atas saat menyaksikan gerhana matahari dari balkon Gedung Putih di Washington, Senin (21/8). Trump tampak menatap langsung ke arah matahari dengan mata telanjang. (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena alam gerhana matahari di Amerika Serikat pada 21 Agustus lalu membuat sebagian warga mengalami mata sakit. Kondisi mata sakit diungkapkan warga AS lewat akun Twitter.

"Just stared at the sun... and now my eyes hurt. That's what happens when you tell me not to do something," cuit akun @erickshainock usai melihat gerhana matahari.

Tak hanya Twitter, pencarian 'my eyes hurt' di Google Search juga meningkat tajam di hari fenomena alam itu terjadi.

Ada kemungkinan keluhan mata sakit terjadi karena melihat matahari tanpa perlindungan mata yang tepat. Menurut, dokter spesialis mata New Jersey’s Englewood Hospital, Jacob Chung, keluhan tersebut terjadi karena melihat proses gerhana matahari tanpa perlindungan dalam jangka lama.

 

 


Terlalu lama lihat matahari

"Saat melihat matahari satu atau dua detik tidak akan menyakiti mata, tapi 10 detik itu cukup lama. Apalagi kalau 20 detik, sudah pasti terlalu lama," kata Chung.

"Kalau terlalu lama, bisa membuat kerusakan pada retina. Sehingga pandangan akan kabur," kata Chung lagi mengutip laman Huffington Post, Jumat (25/8/2017).

Jika pandangan menjadi kabur, butuh waktu sehari atau dua hari agar kembali pulih. Namun, bisa juga butuh waktu lama yakni berbulan-bulan atau bahkan setahun agar pandangan kembali normal.Bila mengalami pandangan kabur, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter spesialis mata agar segera mendapat penanganan.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya