Liputan6.com, Havana - Sedikitnya 16 pegawai Kedutaan Amerika Serikat di Kuba menderita gejala yang diduga disebabkan serangan sonik. Senjata sonik itu memicu mual, sakit kepala, dan gangguan pendengaran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengatakan bahwa beberapa di antara mereka membutuhkan perawat medis. Namun, serangan tersebut tampaknya saat ini telah berhenti.
Sementara itu Kuba membantah telah menargetkan diplomat asing dan mengatakan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan Associated Press, hilangnya kemampuan pendengaran para diplomat Amerika Serikat dapat dikaitkan dengan perangkat sonik yang mengeluarkan gelombang suara tak terdengar. Gelombang tersebut dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.
"Kami dapat memastikan bahwa setidaknya 16 pegawai pemerintah AS, bagian dari komunitas kedutaan kami, telah mengalami sejumlah gejala," ujar Nauert seperti dikutip dari BBC, Jumat (25/8/2017).
"Kami menangani situasi itu dengan sangat serius," imbuh dia.
Adanya gejala serangan sonik itu telah dirasakan mulai akhir tahun lalu. Tak hanya staf kedutaan AS, setidaknya seorang staf Kedutaan Kanada juga terkena dampaknya.
Menteri Luar Negeri As, Rex Tillerson, menggambarkan insiden tersebut sebagai 'serangan kesehatan'.
Insiden tersebut terus berlanjut bahkan setelah staf AS mengeluhkan apa yang mereka rasakan dan pihak berwenang Kuba menyelidiki penyebab tersebut.
Saat ini tengah dilakukan penyelidikan yang dilakukan oleh warga negara Amerika, Kanada, dan Kuba. Keamanan juga telah ditingkatkan di sekitar tempat tinggal para diplomat di Havana.
'Serangan' Serupa pada Juni 2017
Pada Juni lalu, lima diplomat Kanada serta anggota keluarga mereka melaporkan gejala yang konsisten terkait dengan serangan sonik.
"Kami mengetahui gejala tidak biasa yang memengaruhi staf diplomatik Kanada dan AS serta keluarga mereka di Havana," terang Juru Bicara Departemen Urusan Global Kanada Brianne Maxwell dalam sebuah pernyataan pada awal Agustus.
"Pemerintah bekerja secara aktif -- termasuk dengan otoritas AS dan Kuba -- untuk memastikan penyebabnya," imbuh dia.
Menurut sejumlah pejabat AS yang enggan menyebut nama, dalam beberapa serangan, sebuah senjata sonik canggih ditempatkan di dalam atau di luar tempat tinggal para diplomat.
"Serangan lainnya membuat suara yang sangat memekakkan telinga serupa dengungan yang disebabkan serangga atau logam yang digoreskan ke lantai. Namun, sumber suaranya tidak dapat diidentifikasi," kata sejumlah pejabat AS.
Pejabat pemerintah AS mengatakan kepada CNN bahwa pejabat Kuba merespons serangan ini dengan serius. Menurut mereka, Kuba memiliki kepentingan nasional yang lebih besar untuk menentukan dalang serangan ini.
"Kuba tidak pernah dan tidak akan pernah membiarkan wilayah Kuba digunakan untuk tindakan melawan agen diplomatik atau keluarga mereka yang terakreditasi, tanpa terkecuali," tegas pemerintah Kuba.
Saksikan video berikut ini:
Advertisement