Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin mengadopsi cara mendidik di sekolah-sekolah Katolik, khususnya dalam membangun pendidikan karakter siswa.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr Ignasius Suharyo mengatakan, dalam pendidikan karakter siswa, tidak hanya sebatas pada pendidikan antikorupsi.
Advertisement
"Tentu dalam hal pendidikan karakter, bukan hanya korupsi yang dibicarakan, jauh lebih luas dari korupsi," ujar Ignasius usai pertemuan tertutup dengan Mendikbud Muhadjir Effendy di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2017).
Ignasius menceritakan, pernah ada satu sekolah yang mencoba metode live in. Di mana metode ini, para siswa dibiarkan tinggal di lingkungan yang jauh dari perkotaan.
Dalam metode live in, pernah ada satu penelitian yang melibatkan lima sekolah Katolik, dan selama tiga tahun siswa SMA itu diamati. Hasilnya, kepekaan sosial dan moral pelajar di sekolah-sekolah tersebut paling baik.
"Ternyata, jawabannya adalah sekolah ini salah satu jalan pendidikan karakter dan live in. Anak-anak di kota besar diajak live in ke tempat-tempat yang jauh," Ignasius menegaskan. Dia mengatakan, para siswa diajarkan kreatif mencari cara dan berusaha.
"Mau air, di sini tinggal buka kran, di sana kalau mau air harus jalan dulu empat kilometer supaya dapat air. Tetapi cara seperti itu saya kira akan dikembangkan secara kreatif, termasuk di dalam hal antikorupsi," kata dia.
Tak hanya menggunakan metode live in, Ignasius melanjutkan, ada cara lain yang dilakukan sekolah Katolik. Di antaranya adalah kampanye antikorupsi dengan membagikan brosur antigratifikasi.
"Salah satu contoh misalnya salah satu sekolah yayasan pendidikan Katolik itu, memberikan brosur kecil apa yang namanya gratifikasi. Beri contoh-contoh kalau guru menerima ini, itu namanya gratifikasi, dan seterusnya," tutur dia.
Contoh-contoh itu, kata Ignasius, dikembangkan secara kreatif untuk mendukung cita-cita pendidikan karakter sesuai harapan Kemendikbud. Ia pun berharap pendidikan di Tanah Air jauh lebih baik ke depan.
Ignasius menyebutkan, Presidium KWI mengapresiasi kehadiran Mendikbud beserta jajarannya di kantor KWI, untuk memperkenalkan visi pendidikan yang harus diemban Kemendikbud ke depan.
"Sangat mencerahkan, bahkan tadi disebut sangat membebaskan karena cakrawala yang begitu luas, dan memberi harapan ke masa depan yang lebih baik," tandas Ignasius.
Meningkatkan Kerja Sama
Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, kerja sama antara Kemendikbud dengan KWI, terutama Majelis Pendidikan Katolik, sudah dilakukan sejak lama.
"Majelis Pendidikan Katolik kan sudah berjalan dengan baik. Sebelum saya jadi menteri juga sudah ada kerja sama itu, tentu saja juga karena saya menangani, kita ingin meneruskan dan bagaimana supaya ditingkatkan," kata Mendikbud.
Sehingga, Muhadjir menyebutkan, Kemendikbud ingin melibatkan KWI dalam membangun pendidikan karakter di Tanah Air agar menjadi lebih baik.
"Dan tentu saja bukan hanya datang, saya ingin juga mendapat masukan, sebetulnya apa yang harus dilakukan oleh kementerian ini, dalam konteks posisi Majelis Pendidikan Katolik, khususnya, KWI secara umum ikut serta dalam pendidikan karakter di Indonesia ini," Muhadjir menandaskan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement