Liputan6.com, Karo - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengunjungi langsung para pengungsi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dalam kunjungannya, banyak kesan yang disampaikan Kapolri.
Bertempat di lapangan Samura, Kabanjahe, Kapolri mengatakan bahwa masyarakat Karo memiliki peradaban tinggi. Salah satunya adalah segala kegiatan diawali dengan salam atau greeting dan diakhiri dengan ucapan bujut melala atau terima kasih.
"Greeting tidak dimiliki semua daerah. Masyarakat di sini, masyarakat yang bisa memberikan penghargaan dan terima kasih kepada orang lain," ucap Kapolri, Kamis, 24 Agustus 2017.
Tito mengaku, banyak faktor yang mempengaruhinya datang ke Karo seperti kegiatan bakti sosial dan bakti kesehatan bagi masyarakat Karo yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian ada masalah penting untuk diselesaikan terkait pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung tujuh tahun dan sampai saat ini belum berakhir.
"Polri prinsipnya hanya membantu pihak pemerintah, melalui dialog untuk mencairkan kebekuan. Saya yakin sudah banyak pihak yang melakukan kegiatan seperti ini," tutur Kapolri.
Namun, menurut Tito, tujuan berkunjung ke Karo, yang pertama ingin memberikan simbolik bahwa pimpinan Polri punya kepedulian terhadap masalah pengungsi Sinabung. Selain itu, memberikan pesan kepada kepolisian bahwa langkah-langkah persuasif harus diupayakan dibanding upaya-upaya represif.
Jika diintensifkan, kegiatan-kegiatan persuasif kepada masyarakat dibanding upaya-upaya penegakan hukum, maka gemanya akan luas.
"Selanjutnya, saya akan mengeluarkan perintah kepada para Kapolda untuk membuat kegiatan persuasif," sebut dia
Saksikan video menarik di bawah ini:
Hikmah di Balik Bencana
Selanjutnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian berpesan kepada para pengungsi Sinabung, ada pepatah mengatakan bahwa setiap awan yang gelap pasti memiliki garis yang terang seperti perak. Artinya, segala sesuatu seburuk apa pun juga pasti ada hikmahnya.
"Pepatah kedua, 'ketika hidup kita diberikan suatu masalah, jadikanlah dia peluang menjadi sesuatu yang baik'," Kapolri menambahkan.
Terkait meletusnya Gunung Sinabung, hendaknya dimaknai bahwa masalah yang diberikan oleh Tuhan pasti ada hikmahnya. "Karena bangsa yang kuat, justru masyarakat yang banyak dapat benturan-benturan, baik benturan karena alam maupun benturan karena perbuatan manusia," tutur Tito.
"Inilah yang saya lihat, poin terpenting erupsi Sinabung ini kita ambil sebagai peluang, bukan sebagai masalah," katanya.
Kapolri mengajak, peristiwa meledaknya Sinabung harus dijadikan peluang karena ada tekanan, spiritnya harus dari dalam membuat masyarakat bangkit sendiri. Sebab, warga Tanah Karo hanya bisa bangkit dari diri sendiri.
Selain itu, bantuan yang diberikan jangan membuat manja. "Bantuan seperti ini hanya trigger untuk memancing saja, supaya masyarakat Tanah Karo merasa tidak ditinggalkan pemerintah, termasuk Polri," ujarnya.
Masyarakat Karo, terutama para pengungsi Sinabung diminta bangkit secara mandiri dibantu oleh pemerintah. "Dibantu pemerintah, lebih maju dari warga lain di luar Tanah Karo, menjadi contoh bagi daerah lain karena ada tekanan alam melalui erupsi Sinabung," Kapolri memungkasi.
Advertisement