JK Ingin Penyebar Hoax tentang Dirinya Ditangkap

JK mengatakan, masyarakat harus menyadari betul bahaya peredaran berita bohong atau hoax.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 25 Agu 2017, 18:22 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan pewarta usai melakukan rapat di Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/3). Rapat membahas persiapan Asian Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin penyebar berita bohong atau hoax tentang dirinya segera ditangkap. Dia mengatakan, hoax semacam ini tidak bisa dibiarkan terus berkembang.

Jusuf Kalla diserang melalui berita hoax yang menyebutkan dia terkena stroke.

"Iya (ditangkap), ini masih yang ringan-ringan tidak menyangkut soal negara. Kalau itu hanya tidak nyaman saja untuk saya, tapi tentu banyak orang doakan saya kan, ya baguslah," kata Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (25/8/2017).

Pria yang kerap disapa JK ini mengatakan, banyak cara dan tema yang bisa digunakan untuk menyebar berita bohong. Hoax mulai berbahaya ketika menyangkut masalah kenegaraan.

"Kalau masalah lain dikasih hoax, katakanlah wapres atau presiden mengatakan begini, wah bisa celaka itu," imbuh dia.

Dia mengatakan, masyarakat juga harus menyadari betul bahaya peredaran berita bohong yang biasanya cepat menyebar melalui media sosial. Dalam kondisi tertentu, hoax bisa menimbulkan perang.

"Ini perang bisa terjadi karena hoax, yang terjadi antara Saudi dan Qatar kan hoax. Bayangkan bahayanya kalau orang main-main dengan begitu," ujar dia.

Di sisi lain, masyarakat dengan terbatasnya kemampuan mengonfirmasi sebuah kabar, harusnya lebih berhati-hati. JK ingin para penyebar hoax segera ditangkap dan diusut tuntas.

"Iya (diusut tuntas). Supaya jangan terulang-ulang," ucap Jusuf Kalla.

Saksikan video di bawah ini:


Bukan Kali Pertama

JK mengaku bukan pertama kali diserang hoax di media sosial. Tidak hanya soal kesehatan, tapi terkait kegiatan sehari-hari. Pria asal Makassar itu ingat betul ada foto yang juga dibelokkan faktanya. Kejadiannya pada 2015 lalu.

Saat itu, JK akan berangkat ke Filipina untuk menghadiri acara APEC. Kebetulan ada pesawat ambulans yang rencananya dibeli PMI. Pesawat itu tiba di Jakarta sehari sebelum JK berangkat ke Filipina.

Sebelum berangkat, dia menyempatkan diri meninjau pesawat ambulans berwarna putih yang akan dibeli PMI itu. Namun, pesawat itu tidak jadi dibeli kemudian dioperasikan oleh perusahaan.

Dalam foto yang beredar, memang terlihat kerumuman orang tepat di depan pintu pesawat. Beberapa orang berpakaian polisi dan TNI hanya memandang ke arah kerumunan.

Foto itu kemudian digunakan untuk menyebar berita bohong. Melalui foto kerumunan itu, JK digambarkan sedang dalam keadaan gawat darurat sampai harus dilarikan ke rumah sakit menggunakan pesawat ambulans itu.

"Itu saja, saya cuma pergi lihat karena baru tiba kemarinnya. Saya ketemu pilotnya bagaimana, padahal saya mau ke Filipina," jelas JK.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya