Liputan6.com, Jakarta - Pesona Kota Kembang Bandung memang selalu meluluhkan siapa saja, termasuk bagi para pencari properti. Berdasarkan data dari situs jual beli properti Lamudi, Bandung menjadi salah satu kota yang paling diincar oleh pencari properti setelah Jakarta.
Berdasarkan data Lamudi, karakteristik pencari properti di Bandung berumur 25-32 tahun rata-rata mereka mencari rumah dengan harga Rp 300 juta hingga Rp 500 juta. Tercatat, porsi yang mencari properti di kisaran harga Rp 300 juta mencapai 35,71 persen. Sedangkan di harga Rp 500 juga mencapai 43,86 persen.
Hasil survei juga menyebutkan, ada banyak motif mengapa orang memilih untuk membeli rumah di Kota Parahyangan ini, contohnya seperti karena pekerjaan, lingkungan yang asri dan banyak terdapat ruang publik.
Baca Juga
Advertisement
Managing Director Lamudi Indonesia, Mart Polman mengatakan, geliat bisnis properti di Bandung memang sangat menjanjikan, makanya di sana banyak pengembang kelas kakap yang menancapkan modalnya untuk membangun beragam proyek properti.
"Contohnya seperti Ciputra Group, Agung Podomoro Group, Lippo Group dan PT Summarecon Agung Tbk," jelas dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (26/8/2017).
Tidak hanya itu, menjamurnya tempat wisata dan belanja juga menjadi salah satu faktor mengapa Bandung mulai dilirik oleh pencari ataupun investor properti.
“Di Bandung juga terdapat banyak universitas ternama seperti Universitas Padjajaran, ITB dan Universitas Parahyangan, hal ini tentu dapat berdampak positif terhadap perkembangan bisnis properti,” ujar Mart.
Sementara berdasarkan data Bank Indonesia menyebutkan, terjadi peningkatan harga perumahan di Bandung sebesar 4,73 persen (untuk tipe menengah) pada kuartal II tahun 2017 jika dibandingkan kuartal yang sama tahun 2016.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Kereta cepat
Pasar properti residensial di kawasan Bandung terus bergerak naik seiring perkembangan pembangunan infrastruktur berupa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek. Kedua proyek infrastruktur tersebut akan mempercepat waktu tempuh perjalanan darat dari Jakarta menuju ke Bandung dan sebaliknya.
Wasudewan, Country Manager Rumah.com menjelaskan, menurut data Rumah.com Property Index, harga perumahan di kawasan Bandung sepanjang tahun lalu rata-rata meningkat sekitar 2,4 persen setiap kuartal dengan harga median Rp 9,5 juta per meter persegi.
“Ketika Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung pada bulan Januari 2016 lalu, median harga perumahan di Bandung langsung melesat 4 persen, dari Rp 8,9 juta per meter persegi pada kuartal IV 2015, menjadi Rp 9,29 juta per meter persegi pada kuartal I 2016,” ujar Wasudewan.
Tak heran, berdasarkan data yang dimiliki oleh Rumah.com, Bandung menjadi salah satu dari 10 lokasi favorit para pencari properti di Indonesia, sepanjang tahun 2016. “Data ini kami peroleh berdasarkan perilaku 3,4 juta konsumen properti di Indonesia yang mengakses 17 juta halaman Rumah.com setiap bulan,” tambah Wasudewan.
Kenaikan harga properti di Bandung tidak hanya didorong oleh pembangunan infrastruktur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cikampek, namun juga didorong oleh adanya rencana pembangunan infrastruktur di wilayah Bandung sendiri, yang merupakan bagian dari konsep Bandung Urban Mobility Project yang digagas oleh Pemerintah Kota Bandung.
Infrastruktur tersebut adalah Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun ini dan beroperasi tahun depan secara bertahap, membentang sepanjang 6 kilo meter dari Stasiun Kereta Bandung di Kebonjati, menuju ke Pasar Baru, Dalem Kaum dan Tegallega.
Advertisement