Liputan6.com, Jakarta - KTM resmi mengganti kepala mekanik mereka, Tom Jojic, dengan Esteban Garcia. Garcia akan bekerja sepanjang sisa musim 2017.
Motorsport, dikutip Sabtu (26/8/2017), menjelaskan bahwa digantinya kepala mekanik ini adalah dalam rangka meningkatkan performa pembalap. Manajemen menilai kepala mekanik sebelumnya tidak berhasil mewujudkan kendaraan yang mumpuni.
Baca Juga
Advertisement
"Alasan utamanya adalah KTM ingin hasil balapan saya meningkat. Mereka (manajemen) percaya kalau ini (mengganti kepala mekanik) adalah cara terbaik agar itu terjadi selama sisa musim ke depan," terang Bradley Smith.
Smith berkomentar kalau penggantian kepala mekanik ini adalah langkah terakhir dari proses eliminasi yang telah dilakukan manajemen dalam tiga hingga empat seri terakhir.
Smith memang tidak menjalani musim yang mulus bersama KTM. Saat ini ia tercecer di peringkat 22, di mana hasil terbaik yang dia peroleh adalah finis di posisi ke-13 di Le Mans.
Meski sadar bahwa ada yang kurang di timnya, namun Smith mengaku kalau timnya belum mengidentifikasi masalah secara spesifik. Ia hanya bilang kalau "ada sesuatu yang hilang". Pekerjaan rumah ini yang harus diselesaikan kepala mekanik baru.
Garcia sendiri bukan sosok asing di KTM. Sebelum jadi kepala mekanik utama, ia adalah kepala mekanik untuk Mika Kallio yang berstatus pembalap tes.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
KTM RC16 V4
Untuk diketahui, sepeda motor yang diandalkan KTM untuk mengarungi MotoGP musim ini adalah KTM RC16 V4. Motor ini didesain oleh Kurt Trieb selaku chief designer. Salah satu perbedaan yang paling mencolok ada pada mesin. Mereka mengklaim komponen ini benar-benar baru.
Dalam web resmi KTM, Trieb panjang lebar tentang mesin baru ini. Menariknya, menurut Trieb tenaga besar saja tidak cukup untuk sukses di MotoGP. Yang dibutuhkan justru adalah karakter, serta konfigurasi yang benar-benar sesuai.
"Anda lihat Ducati dengan mesin yang paling kuat dengan, misalnya, Yamaha yang mesinnya lebih lemah. Tapi kemudian Yamaha yang memenangkan perlombaan," ujarnya sebelum kompetisi dilangsungkan, dikutip dari GPOne.
Menurutnya, contoh di muka adalah bukti bahwa tenaga bukan segalanya. Ini juga berkaitan dengan pembatasan yang ditetapkan penyelenggara.
"Ada beberapa pembatasan, misalnya, diameter piston maksimal itu 81 mm. Tidak masuk akal jika membuat mesin yang bisa mencapai 20 ribu rpm karena ukuran valve/katup terlalu kecil untuk memperoleh apapun," terang Trieb.
"Jadi ada putaran mesin maksimal yang sesuai dengan bore ini, di antara 16.500 sampai 18 ribu rpm. Angka ini juga berlaku untuk mesin kami," tutupnya.
Advertisement