Liputan6.com, Mekah - Jemaah calon haji Indonesia akan mulai diberangkatkan menuju Arafah pada 30 Agustus 2017. Sebanyak 21 bus dipersiapkan untuk membawa mereka dari Mekah menuju Arafah dengan sistem taraddudi (shuttle).
"Transportasi untuk Mekah-Arafah akan disiapkan 21 bus per maktab. Kalau ada 70 maktab berarti total 1.470 bus. Bus ini akan bergerak dengan sistem taraddudi, berputar sebanyak tiga kali. Bus disiapkan oleh naqabah (organda Saudi)," ujar Kasi Transportasi Daerah Kerja Mekah Asep Subhana di Mekah, Arab Saudi, Sabtu (26/8/2017).
Advertisement
Dengan berputar tiga kali, Asep menjelaskan, maka satu bus cukup diisi 40-45 orang. Sebab, satu maktab berjumlah sekitar 3.000 orang.
"Semua jemaah dipastikan akan mendapat tempat duduk. Jemaah agar bersabar karena mobil akan berputar sampai semua jemaah terbawa ke Arafah," jelas Asep.
Dia mengatakan, jumlah bus dibatasi hanya 21 per maktab karena jarak Mekah ke Arafah hanya 10 km. Kalau busnya terlalu banyak, maka akan terjadi kemacetan. Belum lagi dengan bus yang digunakan jemaah calon haji dari negara lain.
Karena alasan yang sama, bus yang akan digunakan untuk membawa jemaah calon haji dari Arafah ke Muzdalifah juga akan dikurangi lagi, hanya tujuh bus per maktab. Sebab, jarak Arafah – Muzadalifah lebih pendek, hanya 5 km.
"Bus ini akan berputar terus selama enam jam, mulai jam 18.00 – 24.00, atau sampai jemaah habis terbawa semua ke Muzdalifah," ucap Asep.
Saksikan video di bawah ini:
Pola Gerak
Asep Subhana menjelaskan, pergerakan jemaah dari Mekah ke Arafah tahun ini tidak lagi menggunakan sistem undian atau qurah, tapi sistem lantai per lantai. Jemaah yang ada di lantai pertama akan berangkat lebih dahulu ke Arafah, dilanjutkan lantai berikutnya sampai habis.
Penempatan jemaah di Arafah juga akan menyesuaikan dengan sistem baru ini. Jemaah yang tinggal di lantai bawah hotel yang diberangkatkan kali pertama, akan ditempatkan di tenda paling belakang. Begitu seterusnya secara berurutan.
"Kloter terakhir yang berangkat ke Arafah akan ditempatkan di tenda paling depan," ujar Asep.
Pola sama dilakukan dalam pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah. Jemaah yang berangkat dari Mekah terakhir dan ditempatkan pada tenda terdepan, akan menjadi kloter awal yang berangkat ke Muzdalifah. Begitu seterusnya sampai kloter yang ada di tenda paling belakang menjadi kloter terakhir ke Muzdalifah.
"Kloter yang terakhir datang di Muzdalifah otomatis menempati tempat paling depan. Maka kloter tersebut akan diberangkatkan pertama kali ke Mina. Begitu seterusnya sampai kloter terakhir," kata Asep.
Di Mina, jemaah akan menjalani proses menginap (mabit) dan lontar jamrah. Setelah prosesi ini selesai, jemaah akan dibawa ke hotel di Mekah secara bertahap dengan menggunakan bus.
Advertisement