Liputan6.com, Bengkulu - Mimpi Titin Pertiwi (37) untuk mengunjungi Baitullah harus kandas di tangan pemilik PT First Anugrah Karya Wisata atau First Travel. Titin yang sehari-hari menyisihkan uang hasil kerja kerasnya berjualan baju bekas menjadi korban promosi umrah gratis First Travel.
Setiap minggu, Titin dan suaminya Mujidi, menyisihkan uang sebesar Rp 50 ribu selama lima tahun. Warga Desa Tawang Rejo, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma itu berharap dengan tabungannya, dia bisa berangkat mengunjungi rumah Allah. Rencana keberangkatan ke Tanah Suci itu sudah disiapkan dengan matang.
"Awal bulan puasa tahun 2016 lalu, saya sudah melunasi biaya perjalanan umrah. Semua sudah siap, tapi Tuhan berkehendak lain," ujar Titin kepada Liputan6.com dengan mata berkaca-kaca, Sabtu (26/8/2017).
Pihak First Travel awalnya memberitahunya akan memberangkatkan Titin dan suami pada 12 Juni 2017. Kabar itu disambutnya dengan suka cita.
Baca Juga
Advertisement
Seluruh peralatan untuk ibadah sudah dia masukkan ke dalam tas, termasuk perlengkapan mandi dan sambal, untuk bekal selama di Tanah Suci. Titin bahkan sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan dan memastikan diri tidak dalam kondisi hamil. Dia juga sudah meminta obat kepada dokter supaya saat berada di Tanah Suci tidak dalam kondisi datang bulan.
"Obat penahan datang bulan itu saya siapkan jangan sampai mengganggu ibadah saya di sana," tutur Titin.
Dia juga sudah membeli tiket pesawat dari Bengkulu ke Jakarta dan tiket pulang dari Jakarta ke Bengkulu. Ini dilakukan semata mata supaya dia tidak memikirkan lagi masalah penerbangan dan langsung pulang ke Bengkulu setelah menjalankan umrah.
Tetapi, semua persiapan dan kegembiraan itu langsung sirna. Bak disambar petir di siang bolong, Titin menerima informasi keberangkatannya dibatalkan. Kepanikannya bertambah saat mengetahui di semua tayangan televisi memberitakan soal penipuan yang dilakukan pemilik First Travel Andhika Surachman dan saat ini sudah ditahan pihak kepolisian.
"Uang kami bagaimana, kami berjuang setiap hari untuk mendapatkan uang itu, tolong kembalikan," ujarnya lirih tanpa bisa membendung air mata yang meleleh turun dipipinya.
Dalam hati kecilnya, Titin mengungkapkan masih berharap bisa bertamu ke rumah Allah. Dengan cara apapun, dia akan terus menyisihkan uang hasil jerih payah dan keringatnya untuk ditabung supaya bisa mewujudkan mimpi yang mungkin hanya bisa dilakukan satu kali sepanjang hidupnya.
"Kami orang miskin, tapi kami juga punya mimpi. Tolong kami ya Allah, kuatkan kami dan wujudkan mimpi kami ini," ujar Titin.