Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, menyinggung sikap Partai Golkar yang belum memastikan apakah akan mendukung kader perempuannya Nurul Arifin sebagai bakal calon Wali Kota di Pilkada Kota Bandung 2018.
"Kemarin saya lihat Pak Novanto (Ketum Golkar) masih belum jelas mau mendukung Bu Nurul Arifin jadi calon Wali Kota Bandung atau tidak," ujar Tjahjo dalam sambutannya di Workshop Nasional Partai Golkar bertema "Perempuan Legislatif, Eksekutif, dan Kader Partai Golkar", di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (26/8/2017).
Advertisement
Tjahjo menyoroti masih ada sejumlah keputusan dalam politik yang diskriminatif terhadap kaum perempuan. Dia berharap, ketentuan pemenuhan kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam ranah partai politik diperjuangkan oleh setiap parpol.
"Tapi sikap aktor politik laki laki memang kadang-kadang underestimate terhadap perempuan. Aturan undang-undang, pemerintah dan DPR (fraksi-fraksi) termasuk KPU juga harus fasilitasi agar keterwakilan ini juga bisa terwujud, minimal 30 persen," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Sementara itu saat ditemui terpisah, Nurul Arifin menilai Ketua Umum Golkar Setya Novanto punya alasan tersendiri mengapa belum memutuskan dirinya untuk maju di Pilkada Kota Bandung.
"Kurang mendukung penuh bukan berarti beliau (Setyo Novanto) menginginkan saya tidak maju, tapi sebisa mungkin jangan jauh-jauh dari beliau. Sepertinya Pak Setnov sayang sama saya gitu," ucap Nurul Arifin.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Siap Maju di Pilkada Bandung
Nurul mengaku siap untuk melenggang maju dalam pemilihan walikota Bandung 2018.
"Saya siap bertempur. Saya senang sebagai perempuan, yang masuk ke dunia maskulin. Sejauh pertempuran dilakukan dengan fairness, cerdas, saya siap. Asal jangan bermain curang dan bermain sarkastik," ujar dia.
Sejauh ini, kata Nurul, dia menempati urutan teratas dalam survei bakal calon Wali Kota Bandung di internal Partai Golkar.
"Dari survei internal Golkar sendiri paling tinggi pollingnya saya. Jadi kalau Golkar DPD Bandung memiliki kesadaran untuk memajukan kadernya, ya saya lah orangnya. Jangan partainya dijual sebagai kendaraan kepada calon lain," Nurul Arifin menandaskan.
Advertisement