Desainer Ini Bawa Kain Gorontalo Mejeng di New York

Dua desainer tanah air akan memamerkan kain tradisional Gorontalo di pekan peragaan mode New York Couture Fashion Week.

oleh Meita Fajriana diperbarui 28 Agu 2017, 12:54 WIB
Dua desainer tanah air akan memamerkan kain tradisional Gorontalo di pekan peragaan mode New York Couture Fashion Week.

Liputan6.com, Jakarta Tampil pada pagelaran mode Internasional menjadi salah satu eksistensi desainer diterima secara global. Saat ini sederet desainer tanah air pun telah memamerkan rancangannya di panggung mancanegara. Kali ini dua desainer Indonesia, Yurita Puji dan Agus Lahinta, akan memperkenalkan koleksinya di panggung New York Couture Fashion Week.

Yurita Puji dan Agus Lahinta di NYFW akan memperagaan koleksi busananya pada New York Couture Fashion Week di Hotel Crown, New York, pada 10 September 2017. Kedua desainer akan menampilkan koleksi bertajuk Karawo.

Karawo merupakan kain khas Gorontalo yang memiliki ciri sulam tangan. Untuk koleksi Karawo, kedua desainer ini menyiapkan 24 set koleksi dengan nuansa warna broken white, hitam, dan nude.

"Mengikuti New York Couture Fashion Week adalah sarana untuk memperkenalkan Karawo sebagai Kain Sulaman Gorontalo di event International dan diharapkan dapat membuat Karawo dikenal bukan hanya di Gorontalo dan Indonesia saja, tetapi juga mancanegara," ujar Agus Lahinta seperti pada rilis yang diterima Liputan6.com pada Minggu (27/8/2017).


Kain Gorontalo Mejeng di New York

Selain tampil di New York Couture Fashion Week, Yurita Puji pun tampil di panggung Nolcha, New York, pada tanggal 8 September 2017. Kedua desainer ini akan menampilkan koleksi tenun pewarna alam dengan nuansa warna cream dan nude.

Foto dok. Liputan6.com


Koleksi dengan pewarna alam

Peragaan yang menampilkan 10 koleksi ini merupakan produk tenun Ikat pewarnaan alami Dayak Iban dan Embaloh, Kapuas Hulu KALBAR, Noken Papua, Tenun NTT, dan Songket. Kedua desainer ini ingin mempromosikan kekayaan kain tradisional dan pewarna alam khas Indonesia di New York.

“Di kesepuluh koleksi yang ditampilkan, saya menggunakan enam tenun Kapuas, satu noken, satu songket, dan dua tenun NTT. Tenun NTT merupakan support dari Dekranas dan House of Shiloh,” kata Yurita Puji.

Foto dok. Liputan6.com

Dengan pewarna alam dan tenun, masyarakat juga diberikan peluang pengembangan ekonomi keluarga mereka dengan mendapatkan nilai tambah dari penjualan produk tenun dan pewarna alam. Membawa produk dan kekayaan tradisional ini ke panggung global, Yurita Puji memiliki misi memberdayakan ekonomi kecil kedepannya sebagai desainer tanah air.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya