Tentara Irak Klaim Berhasil Rebut Salah Satu Benteng ISIS

Pasukan koalisi Irak mengklaim telah merebut 90 persen Kota Tal Afar, yang disebut sebagai benteng terakhir ISIS.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 27 Agu 2017, 15:00 WIB
Personel kelompok Hashed al-Shaabi, paramiliter koalisi pasukan pemerintah Irak, di Tal Afar, Irak, saat melakukan operasi pembebasan kota dari cengkeraman ISIS. Komando Operasi Gabungan Irak mengklaim telah merebut 'sekitar 90 persen' kota. (AFP)

Liputan6.com, Tal Afar - Pasukan Irak mengklaim telah di ambang pintu untuk merebut kembali Kota Tal Afar dari tangan ISIS. Lewat serangkaian operasi militer, tentara pemerintah mengaku berhasil memberantas sebagian besar militan teroris dari kota yang merupakan salah satu benteng terakhir Daesh (nama lain ISIS) di negara tersebut.

Tal Afar berada sekitar 70 km, pada rute strategis di wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah. Sejumlah unit militer Irak juga menyebut telah menguasai pusat kota, termasuk situs historis benteng peninggalan Kerajaan Ottoman.

"Mereka (pasukan Irak) telah mengibarkan bendera negara di benteng tersebut," kata Jenderal Abdulamir Yarallah, komandan operasi militer pertempuran Tal Afar, seperti dikutip dari Yahoo News, Minggu (27/8/2017).

Komando Operasi Gabungan pasukan koalisi, kepada kantor berita Prancis Agence France Presse (AFP) juga mengklaim telah merebut 70 hingga 94 persen area Tal Afar, atau sekitar 1.155 kilometer persegi dari total luas wilayah sebesar 1.655 kilometer persegi.

Abbas Radhi, seorang paramiliter dari kelompok Hashed al-Shaabi yang merupakan koalisi tentara Irak, mengatakan bahwa ISIS melakukan perlawanan dengan strategi gerilya dan menempatkan sejumlah penembak jitu di beberapa lokasi.

"Ada juga mobil berbahan peledak dan bom mortir. Tapi umumnya, mereka sudah kalah," kata Radhi.

Pasukan pemerintah dan paramiliter Hashed al-Shaabi --yang didukung oleh Amerika Serikat-- telah gencar menggempur ISIS di Tal Afar sejak pekan lalu. Serangan dilakukan via darat dan pengeboman menggunakan pesawat bomber.

Menurut pasukan pemerintah Irak, proses merebut Tal Afar jauh lebih mudah dan cepat ketimbang operasi pembebasan Mosul yang membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan.

Militer Irak berharap, kemenangan penuh di Tal Afar akan diumumkan saat Idul Adha, yang akan dirayakan di Irak pada 2 September nanti.

Perebutan Tal Afar dianggap mampu memberikan keuntungan strategis bagi pasukan koalisi untuk memberangus ISIS, di Irak dan juga Suriah.

Pasukan koalisi telah lama meyakini bahwa kota tersebut kerap digunakan ISIS sebagai jalur distribusi logistik rute Irak - Suriah, mengingat lokasi Tal Afar yang berada di kawasan perbatasan.

Mereka juga percaya bahwa ISIS membangun jaringan terowongan bawah tanah di Tal Afar, yang kerap dimanfaatkan untuk mengoordinasikan serangan gerilya serta sebagai rute keluar - masuk.


AS: ISIS di Irak Kocar-kacir dan Sedang Berupaya Kabur

Saat berkunjung ke Irak pekan ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis yakin kekalahan ISIS sudah di depan mata.

Ia juga percaya diri, tentara Irak yang didukung oleh AS akan segera menghabisi seluruh basis pertahanan organisasi teroris itu.

"ISIS kocar-kacir melarikan diri. Mereka tampaknya tak mampu bertahan dari serangan militer kami," kata Menteri Pertahanan AS James Mattis saat kunjungannya ke Irak, seperti yang dikutip dari CNN, Rabu 23 Agustus 2017.

Melengkapi pernyataan Mattis, komandan gugus tugas militer AS di Irak menjelaskan, meski harus melalui proses panjang dan sulit, upaya untuk memberantas ISIS di negara tersebut nyaris berhasil seutuhnya.

Kepercayaan diri itu muncul usai keberhasilan koalisi Irak - AS melakukan operasi militer di kota Tal Afar, Irak utara. Kota itu, menurut klaim pasukan koalisi, merupakan wilayah terakhir yang dikuasai ISIS di negara itu.

"Kesuksesan di Tal Afar merupakan rentetan keberhasilan dari Mosul. Kami melihat bahwa pasukan Irak dapat dengan cepat melakukan pembenahan dan transisi kekuatan untuk menggempur pertahanan di Tal Afar," kata Letnan Jenderal Stephen Townsend, komandan US Combined Joint Task Force Iraq, melengkapi pernyataan Menhan Mattis.

Pertempuran di Tal Afar menyebabkan 200.000 warga sipil terpaksa mengungsi. Hingga kini, belum jelas apakah ada warga sipil yang menjadi korban sampingan dari operasi militer kedua belah pihak.

 

Simak pula video menarik berikut ini

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya