Liputan6.com, Jakarta Bahasa Jawa Kromo Hinggil yang halus, tari gambyong yang lembut gemulai, dan gamelan khas Mataraman mewarnai Dataran Engku Putri, Batam Center, Minggu (27/8/2017). Paguyuban Wargo Jowo (Punggowo) di Kepulauan Riau (Kepri) seolah menemukan habitat aslinya.
Para tamu datang mengenakan busana Nusantara dengan blangkon, iket, beskap, dan keris yang sangat khas Jawa. Seolah sedang berada di Yogya atau Solo, meskipun acara halal bihalal itu digelar di Batam, Kepri.
Advertisement
Buat orang yang pernah mengalami masa kecil di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogya, acara "kumpul bareng" tersebut pun serasa bernostalgia. Lagu-lagu pop dangdut campursari yang biasa dipopulerkan Didi Kempot, semakin mengingatkan memori mereka yang sudah hidup merantau jauh dari kota aslinya.
Sukses, kegiatan tersebut memecahkan dua Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pertama, Rekor MURI acara Halal bihalal dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu sekitar 140 ribu pasang mata. Tahun lalu, masih lebih kurang 137.000 orang.
Kedua, rekor MURI buat pagelaran kesenian dalam jumlah terbanyak dalam satu kegiatan. Rekor itu disahkan oleh Perwakilan Rekor Muri Indonesia, Andre Purwandono.
"Kalau pagelaran seni, tahun 2017 ini memang mementaskan kesenian terbanyak dalam satu even," ujar Andre.
"Halal bihalal ini even tahunan, dan akan kami pertahankan sebagai tradisi Jawa untuk mempererat silaturahmi, gorong royong, dan guyup rukun. Tahun ini tema kami Bhinneka Tunggal Ika," ucap Soerya Respationo, yang sering dipanggil Ki Lurah Punggowo.
Tidak hanya halal bihalal, kegiatan yang rutin dilakukan sejak 2004 silam tersebut juga diisi dengan pementasan dari 68 grup kesenian daerah dan bazaar kuliner.
Berbagai kelompok kesenian tradisional akan menggelar pentas sejak Minggu pagi. Siangnya, akan ada kirab tamu undangan dan fashion carnival yang menghadirkan perwakilan dari berbagai kota seperti Jember, Solo, Kendal, Semarang, Jakarta, Bandung, dan beberapa kota lainya.
Fashion carnival tersebut akan menunjukkan karya seni fashion dengan tema Archipelagowear Carnival, Artwear Carnival, serta Herowear Carnival. Akan ditampilkan pula tari tradisional Jawa untuk mengingatkan peserta akan kampung leluhurnya, seperti Tari Gambyong, Topeng Ireng, Barongan, Tari Gedrug Buto, dan tentunya Reog Ponorogo juga akan jadi pembeda.
Karena itu, imbuh Soerya, setiap tahunnya acara tersebut akan dijadikan event pariwisata yang selalu ramai dihadiri wisatawan.
"Tahun lalu, dengan jumlah yang hadir 137 ribu orang dan dimeriahkan dengan Pagelaran seni budaya oleh 132 grup dari masing masing paguyuban berhasi menorehkan Rekor Dunia MURI. Tahun ini dipastikan lebih banyak, sekitar 150 ribu. Kita juga sudah sudah minta MURI untuk datang dan mencatat, semoga ada pemecahan rekor tahun ini," kata dia.
Punggowo adalah wadah bagi lebih dari 100 paguyuban Jawa yang merupakan representasi asal daerah dan profesi di kalangan etnis Jawa dan Pujakesuma di Batam dan Kepulauan Riau. Pujakesuma sendiri adalah akronim dari Putra Jawa Kelahiran Sumatera.
Meski sebagai bagian dari acara halal bihalal, tidak sedikit pula wisatawan yang akan hadir di acara ini, termasuk para TKI dari Singapura dan Malaysia yang akan menyeberang ke Batam. Pemantiknya adalah dalam acara ini juga dihadirkan ragam kesenian dan makanan khas dari kampung halaman.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut baik terselenggaranya acara berbasis budaya tersebut. Ia mengatakan, silaturahmi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia, sehingga acara halal bihalal dengan menampilkan paguyuban budaya seperti ini perlu terus dijaga.
“Ini bisa menjadi atraksi budaya yang menarik wisatawan. Kalau 140 ribu orang berkumpul, itu luar biasa. Budaya itu semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan," ujar Arief.
Sebagai pembuka, akan ditampilkan tarian selamat datang Melayu dengan memberi sirih kepada Sekretaris Menteri Pariwisata (Sesmenpar), Ukus Kuswara, yang hadir mewakili Menpar Arief Yahya. Akan hadir pula Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, yang duduk di kursi terdepan, berhadapan dengan panggung megah di lapangan itu.
Hujan yang mengguyur Kota Batam pun tidak menyurutkan amimo orang untuk datang. Kegiatan tersebut dikatakan Menpar juga menambah warna dari kegiatan MICE yang ada di Batam.
“Silakan nikmati Batam. Wisatawan dapat mengeksplorasi wisata lainnya yang ada di Batam selepas kegiatan ini,” ucap Arief.
(*)