Tak Ada Sinyal Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Bergerak Menguat

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.332 per dolar AS hingga 13.341 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Agu 2017, 13:34 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.332 per dolar AS hingga 13.341 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Belum keluarnya sinyal kenaikan suku bunga acuan dari Bank Sentral AS menjadi pemberat gerak dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Senin (28/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.335 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.334 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.332 per dolar AS hingga 13.341 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.338 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.348 per dolar AS.

Dolar AS memang melemah pada perdagangan Senin ini usai belum ada sinyal kenaikan suku bunga dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen pada pertemuan antar bank sentral pada Jumat lalu.

Padahal sebelum pertemuan tersebut, Gubernur Bank Sentral Cleveland Loretta Mester menyatakan bahwa susah saatnya Bank Sentral AS menaikkan suku bunga secara agresif.

Analis FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, dolar AS berupaya mencari arah bulan ini dan bergerak dalam rentang yang luas karena pasar menghadapi berbagai isu.

Ketidakpastian agenda ekonomi Presiden AS Donald Trump terus menekan mata uang ini dan kekhawatiran terkait inflasi rendah di AS sangat mengganggu prospek kenaikan suku bunga AS.

"Pasar sebenarnya sangat menunggu pidato Yellen di Jackson Hole dan mencermati apakah ada komentar terkait kebijakan moneter. Informasi baru dari Yellen terkait kebijakan terutama kapan Fed berencana untuk merampingkan neraca seharusnya bisa memperkuat Dolar AS," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya