Liputan6.com, Bandung - Korban promosi umrah murah First Travel tersebar di berbagai daerah, termasuk Kota Bandung. Salah satu korbannya adalah pasangan suami istri, Maman Warman (66) dan Emi Andriyani (58).
Sambil membawa beberapa dokumen, pasutri itu tampak kebingungan di antara puluhan korban lain yang juga melaporkan kasus penipuan oleh First Travel di Markas Polrestabes Bandung. Mereka berharap laporan tersebut bisa mengembalikan uang yang sudah keburu disetorkan.
Maman dan Emi mengatakan telah dijanjikan keberangkatan umrah dari agen perjalanan tersebut sebanyak tiga kali. "Pertama saya dijanjikan bulan Maret, terus diundur jadi April, kemudian diundur lagi jadi Mei," kata Maman, Senin (28/8/2017).
Maman dan Emi mendaftar sebagai peserta umrah pada Agustus 2016 lalu, dengan menyetorkan uang senilai Rp 28 juta. Setelah setahun lamanya menunggu dan berharap segera diberangkatkan, mimpi mereka untuk umrah pupus setelah para petinggi First Travel ditangkap polisi karena menggelapkan uang jemaah.
Maman mengatakan, uang tersebut telah dikumpulkan bersama istrinya sedikit demi sedikit dari masa pensiun sebagai guru SD. "Ini juga kami (biaya umrah) ditambahin dari anak-anak, katanya sebagai kado pernikahan kami," kata Emi.
Kini, Maman dan Emi berupaya agar dapat mendapatkan kembali uangnya dari First Travel. Setelah itu, keduanya pun akan mendaftar kembali ke agen lain agar dapat berangkat ke Tanah Suci.
"Ya kita terus upaya, tapi semisalnya tidak kembali, kami lillahi ta'ala, kami ikhlas," ucapnya.
Di tempat yang sama, Andrian Darmaji yang merupakan korban serta juga koordinator para korban penipuan First Travel di Bandung menyebutkan, ada ratusan orang yang menjadi korban dalam kasus penggelapan yang dilakukan oleh pemilik agen perjalanan tersebut.
"Ada 632 dari data lisan yang mereka (staf First Travel di Bandung) berikan kepada kami," jelas Andrian
Menanggapi laporan tersebut, pihak Polrestabes Bandung telah menerima laporan tersebut. Polisi selanjutnya akan melimpahkan laporan tersebut ke Bareskrim Mabes Polri.
"Kita limpahkan, karena kasus ini telah ditangani Mabes Polri dan mereka (Mabes) telah membuat crisis center," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Advertisement