RS Hasan Sadikin Bandung Terima Pasien Kembar Siam Berkaki Tiga

Pihak RS Hasan Sadikin Bandung menyebut operasi pemisahan pasien kembar siam berkaki tiga itu sulit dilakukan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 29 Agu 2017, 06:30 WIB
Pihak RS Hasan Sadikin Bandung menyebut operasi pemisahan pasien kembar siam berkaki tiga itu sulit dilakukan. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kembali kedatangan anak kembar siam. Kali ini anak kembar siam berasal dari Kampung Padasari, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Dua anak itu mengalami dempet perut dan memiliki tiga kaki.

Anak kembar siam asal Garut tersebut bernama Al Putri Anugrah dan Al Putri Dewiningsih. Keduanya berusia 3 tahun 10 bulan, putri kedua dan ketiga pasangan Iwan Kurniawan (39) dan Yani (30).

Ketua tim penanganan bayi kembar RSHS Bandung, Sjarif Hidajat Effendi mengatakan, kedua anak ini datang ke RSHS bersama orangtuanya sejak Jumat, 25 Agustus 2017.

Setelah diperiksa, untuk saat ini anak siam atau conjoint twin memiliki penyatuan pada bagian perut dan panggul sehingga tidak bisa dilakukan pemisahan. Sebab, organ vital seperti hati menyatu dan beberapa tulang tidak pada posisinya.

"Namun pada bagian perut bawah anak ini tumbuh kaki ketiga yang rencananya akan dihilangkan. Kaki ketiga ini mengganggu aktivitas anak siam karena sering mengeluh kesakitan," kata Sjarif saat memberikan keterangan pers di RSHS, Senin, 28 Agustus 2017.

Berdasarkan pemeriksaan rutin yang dilakukan tim, diketahui organ anak kembar siam ini dalam keadaan sehat. Namun, bagian jantung salah satu anak mengalami kelainan ringan.

"Yang rumit bagian perutnya di mana bagian hati banyak bagian yang bersatu sehingga hal ini yang menyebabkan sulit dipisahkan," tuturnya.

Selain itu, saluran ginjal yang saling bersilangan dan saling berkolaborasi membuat keduanya tidak mungkin untuk dipisahkan. Untuk operasi pengangkatan kaki ketiga itu rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. Operasi tersebut diperkirakan membutuhkan waktu satu hari.

"Operasi mengambil tungkai operasi kecil bisa dilakukan sehari. Rencananya memang mau minggu ini tapi diundur hingga Senin depan," ujarnya.

Menurut Sjarif, pihaknya sudah membentuk tim untuk menangani balita kembar siam Anugrah dan Dewiningsih itu. Tim tersebut terdiri dari dokter ortopedi, rehabilitasi medik, psikologi dan anestesi.

"Sudah jadi tanggung jawab kami dalam mendukung upaya rehabilitasi selanjutnya supaya sang anak bisa beraktivitas," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya