PM Jepang dan Donald Trump Satu Suara soal Peluncuran Rudal Korut

PM Jepang dan Presiden AS sepakat untuk memberikan tekanan kepada Korut karena uji coba misil terus dilakukan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 29 Agu 2017, 14:00 WIB
Korut luncurkan dua misil balistik, satu di antaranya meledak tak lama setelah meluncur, sedangkan satunya lagi jatuh di Perairan Jepang (BBC).

Liputan6.com, Pyongyang - Peluncuran misil terbaru oleh Korea Utara membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe naik pitam. Pasalnya, rudal tersebut melintasi wilayah udara Jepang, tepatnya di Hokkaido.

Sesaat setelah kejadian, kedua pemimpin langsung berkomunikasi lewat sambungan telepon. Baik Trump dan Abe punya satu suara terkait tindakan nekat Korut tersebut. Mereka siap memberi tekanan lebih kepada Pyongyang.

"Donald Trump berkata, AS 100 persen bersama Jepang, dan AS mengulang komitmen kuat kepada pertahanan Jepang," ucap Abe, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (29/8/2017).

"Jepang menyerukan dengan lantang pada komunitas internasional untuk memberi tekanan lebih pada Korut," paparnya.

Abe pun menyatakan, tindakan Korut sebagai sebuah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya bagi keamanan negaranya.

"Tindakan berbahaya dengan menembakkan rudal ke wilayah kita adalah ancaman serius dan merusak perdamaian dan keamanan regional," sebut Abe.

Lewat Kedutaan Jepang di Beijing, Negeri Matahari Terbit mengirimkan surat protes keras ke pemerintah Korut.

Peluncuruan rudal oleh Korut, menurut keterangan resmi Pentagon, dilakukan pada Selasa (29/8/2017).

Rudal yang diluncurkan Korut terbang di atas Jepang. "Kami masih dalam proses menganalisis peluncuran ini," kata Juru Bicara Pentagon, Rob Manning, seperti dikutip dari CNN, Selasa (29/8/2017), saat mengumumkan ulah Korut.

Sementara itu, Kepala Pasukan Gabungan Korea Selatan merilis pernyataan bahwa Korut menembakkan rudal tak dikenal dari sebuah wilayah di dekat Sunan, Pyongyang. Rudal tersebut melintasi arah timur laut Semenanjung Korea dan terbang di langit Jepang.

Adapun Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan, peluru kendali itu melintasi Tanjung Erimo di Hokkaido dan diperkirakan jatuh di Samudra Pasifik.

Peluncuran dikabarkan terjadi pada pukul 05.57 waktu setempat.

"Kami harus sampaikan bahwa peluncuran yang dilakukan Korut pagi ini merupakan ancaman paling serius dan genting bagi kami. Karena, rudal tersebut sepertinya melewati wilayah udara kami," ujar Suga, seperti dilansir NHK.

Ia menambahkan, "Ini dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini juga sangat berbahaya dan menjadi persoalan dalam hal keselamatan lalu lintas pesawat dan kapal. Peluncuran itu jelas-jelas melanggar resolusi PBB. Kami tidak dapat menoleransi provokasi yang dilakukan berulang kali oleh Korut."

 

Simak video berikut

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya